Hallo Sobat! Siapa yang tidak kenal dengan agama Islam? Pasti sudah sangat familiar dengan agama yang menyebar ke berbagai penjuru dunia ini. Pada zaman dahulu, agama Islam juga menyebar ke Indonesia, tepatnya di Sumatera. Beberapa peninggalan tertua di Sumatera ternyata memiliki pengaruh agama Islam yang sangat kuat di dalamnya. Apa saja ya peninggalan tersebut? Yuk, simak ulasannya!
Bukti Peninggalan Tertua tentang Pengaruh Agama Islam di Sumatera Adalah Masjid Raya Medan
Masjid Raya Medan di Sumatera Utara merupakan satu-satunya peninggalan sejarah tertua tentang pengaruh agama Islam di Sumatera. Masjid Raya Medan yang dikenal sebagai Masjid Agung ini telah mengalami beberapa kali renovasi sejak awal berdirinya pada abad ke-19. Namun, mereka mempertahankan struktur bangunan aslinya dan memperlihatkan pengaruh Arab dan India dalam arsitektur Masjid ini.
Sejarah Masjid Raya Medan
Masjid Raya Medan dibangun pada tahun 1887 oleh seorang pedagang muslim bernama Mahmud Abdul Kadir Lubis. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 5.000 meter persegi yang merupakan sumbangan dari Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamyah. Pada awal berdirinya, Masjid Raya Medan hanya berupa kayu yang kemudian diperkuat dengan material beton.
Pada awal abad 20, masjid ini menjadi pusat pemerintahan bagi Aceh Selatan dan sekitarnya. Sekitar tahun 1950, Masjid Raya Medan mengalami renovasi yang cukup signifikan sehingga bentuknya menjadi seperti sekarang ini. Selain renovasi besar, pembangunan beberapa tempat wudhu dan sarana pendukung lain juga dilakukan pada masa itu.
Arsitektur Masjid Raya Medan
Masjid Raya Medan memiliki gaya arsitektur yang sangat indah dan menawan. Ciri khas dari arsitektur Masjid Raya Medan adalah kubah berbentuk segi delapan yang menara setinggi 90 meter. Bagian dalam Masjid Raya Medan juga sangat indah, dengan menggunakan ornamen kayu yang menjadikan ruangan masjid terasa sangat hangat dan nyaman. Interior Masjid Raya Medan yang berupa fresco dan relief juga sangat menawan. Ketika berkunjung ke Masjid Raya Medan, Anda akan merasakan aura keagamaan yang sangat kuat.
Nilai Sejarah Masjid Raya Medan
Masjid Raya Medan bukan hanya merupakan tempat ibadah bagi umat muslim di Sumatera Utara. Masjid Raya Medan juga memiliki nilai sejarah yang signifikan sebagai peninggalan sejarah tentang pengaruh agama Islam di Sumatera. Meski usianya sudah mencapai lebih dari 100 tahun, masih sangat terjaga kondisinya dan menunjukkan perpaduan budaya Arab-India dalam arsitektur masjid. Masjid Raya Medan juga turut menambah daya tarik wisatawan di Sumatera Utara.
Bagi umat muslim, Masjid Raya Medan menjadi simbol kekuatan dan keberadaan Islam di Sumatera Utara sejak awal berdirinya hingga kini. Lalu, bagi negara Indonesia, Masjid Raya Medan menjadi peninggalan sejarah penting bagi pengenalan budaya Indonesia ke dunia.
Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi merupakan kompleks situs candi Hindu-Buddha yang kemudian dipengaruhi oleh agama Islam. Situs ini terletak di Jambi dan merupakan bukti kuat adanya pengaruh agama Islam di Sumatera pada abad ke-7 hingga abad ke-14.
Sejarah Singkat Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi dibangun pada abad ke-7 dan digunakan sebagai tempat ritual keagamaan oleh Kerajaan Melayu. Namun, pada abad ke-14, Kerajaan Jambi yang dipimpin oleh Raden Wijaya, memutuskan untuk memeluk agama Islam. Sejak saat itu, Candi Muaro Jambi diubah menjadi sebuah kompleks situs keagamaan Islam.
Bangunan-Bangunan Di Candi Muaro Jambi
Di kompleks situs Candi Muaro Jambi terdapat berbagai bangunan, seperti Arca, Balai Budaya, dan sejumlah masjid yang dibangun pada era Melayu Islam di abad ke-13 hingga ke-16. Arca yang terdapat di Candi Muaro Jambi merupakan bukti keberadaan agama Hindu-Buddha di masa lalu. Sementara itu, masjid-masjid yang terdapat di Candi Muaro Jambi merupakan bukti adanya pengaruh agama Islam di situs ini.
Penemuan Ukiran Kaligrafi pada Candi Muaro Jambi
Pada tahun 1971, sebuah ukiran kaligrafi Arab yang sangat signifikan ditemukan di Candi Muaro Jambi. Ukiran tersebut membuktikan adanya pengaruh agama Islam pada situs ini dan memberikan makna baru pada Candi Muaro Jambi sebagai sebuah situs keagamaan Islam. Ukiran kaligrafi Arab tersebut merupakan tempat paling suci di kompleks situs Candi Muaro Jambi dan menjadi pusat peribadatan bagi umat Islam di Jambi.
Secara keseluruhan, Candi Muaro Jambi adalah bukti konkret bahwa agama Islam telah menjadi faktor penting dalam perkembangan sejarah Sumatera. Pengaruh agama Islam terlihat sangat kuat di kompleks situs Candi Muaro Jambi, dari bangunan-bangunannya hingga ukiran kaligrafi Arab yang ditemukan di situs ini.
Makam Sultan Malik As-Shalih
Makam Sultan Malik As-Shalih terletak di Lhokseumawe, Aceh. Sultan ini merupakan penguasa Kerajaan Samudera Pasai, salah satu kerajaan Islam di Aceh pada abad ke-13 hingga ke-16. Keberadaan makam Sultan Malik As-Shalih menjadi bukti awal keberadaan agama Islam di Sumatera, terutama di Aceh yang menjadi basis penyebaran agama Islam di Indonesia.
Sejarah Singkat keberadaan Makam Sultan Malik As-Shalih
Sultan Malik As-Shalih adalah penguasa Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 hingga ke-16. Ia memimpin kerajaannya dengan baik dan berhasil mengembangkan perekonomian daerahnya melalui perdagangan. Setelah memeluk agama Islam, Sultan Malik As-Shalih kemudian memperkenalkan agama ini kepada rakyatnya dan berhasil menjadikan Kerajaan Samudera Pasai sebagai pusat penyebaran Islam di Aceh dan Sumatera.
Setelah wafatnya Sultan Malik As-Shalih, makamnya kemudian dibangun sebagai tempat peringatan dan penghormatan kepada Raja yang memperkenalkan agama Islam dan berhasil memimpin kerajaannya dengan baik. Makam ini menjadi tempat ziarah bagi umat Islam yang ingin mengenang dan mempelajari sejarah Islam di Aceh dan Sumatera.
Bangunan Makam Sultan Malik As-Shalih
Makam Sultan Malik As-Shalih dibangun pada tahun 1297 Masehi atau 696 Hijriah. Bangunan utama makam terdiri atas delapan jenjang berbentuk setengah bulatan yang masing-masing melambangkan delapan unsur kepribadian manusia dalam ajaran Islam. Di dalam makam, terdapat makam Sultan Malik As-Shalih dan beberapa keluarganya yang juga dimakamkan di dalam bangunan ini. Pengunjung juga dapat melihat beberapa peninggalan sejarah dan benda-benda kuno yang disimpan di dalam makam sebagai bukti pengaruh agama Islam di Sumatera.
Berbagai Peninggalan Sejarah di Sekitar Makam Sultan Malik As-Shalih
Di sekitar makam Sultan Malik As-Shalih, terdapat beberapa peninggalan sejarah seperti prasasti yang memaparkan sejarah Kerajaan Samudera Pasai, peninggalan benda-benda kuno, arca, dan reruntuhan yang kemungkinan berasal dari Kerajaan Samudera Pasai. Semua peninggalan tersebut menjadi bukti pengaruh agama Islam di Sumatera dan Aceh. Terdapat juga Museum Samudera Pasai yang berfungsi sebagai pusat penelitian sejarah Samudera Pasai dan menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk mempelajari sejarah Islam di Sumatera.
Keberadaan makam Sultan Malik As-Shalih dan berbagai peninggalan sejarah di sekitarnya merupakan bukti nyata pengaruh agama Islam di Sumatera. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut menjadi salah satu bukti penting bagi rakyat Indonesia dalam memahami sejarah agama Islam di masa lalu dan memperkuat keberadaan agama ini di Indonesia.
Ya gitu deh, menggelegar banget nih kabar tentang peninggalan tertua pengaruh agama Islam di Sumatera. Bikin terkejut banget siiih, siapa sangka ya ada sejarah Islam yang bisa terdokumentasi dengan baik dan masih bisa disimak sekarang. Sebagai generasi muda, kita perlu banget merawat dan melestarikan sejarah tentang agama Islam di Indonesia. Kita bisa mulai dengan mempelajari dan membaca lebih banyak tentang hal ini, serta mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang terkait dengan Islam di Indonesia. Gimana, siapa yang udah siap mempertahankan sejarah Islam di Indonesia ini? #tetapbersyukur #pantangmenyerah #loveindonesia