Halo sobat pembaca! Apakah kamu tahu bahwa salah satu kerajaan besar di Indonesia, yaitu Kerajaan Sriwijaya, terkenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di masa lampau? Berdiri sejak abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya berhasil mempertahankan keberadaannya selama lebih dari 600 tahun. Selama jangka waktu tersebut, kerajaan yang berpusat di Palembang ini mampu menjalin hubungan dengan berbagai kebudayaan dan agama di Asia Tenggara. Namun, ada alasan khusus mengapa Sriwijaya dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha. Mari kita cari tahu bersama-sama!
Keberadaan Agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya
Agama Buddha sendiri sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad ke-2 Masehi, namun kehadirannya di Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran agama Buddha merupakan hal yang sangat signifikan dan berpengaruh di masa itu. Hal ini terbukti dengan adanya peninggalan arkeologi seperti Prasasti Kedukan Bukit dan Prasasti Telaga Batu yang memberi bukti tentang keberadaan agama Buddha pada masa itu.
Pembelajaran Agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya
Pada masa tersebut, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang sangat penting di Asia Tenggara. Banyak biksu terkenal yang datang ke Kerajaan Sriwijaya untuk mengajar dan mengembangkan agama Buddha, seperti Buddhaghoṣa, Āryadeva, dan Dharmapāla.
Bukti nyata kepopuleran agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya terlihat pada peninggalan Candi Muaro Jambi, yang merupakan sebuah candi Buddha raksasa yang dibangun pada masa itu. Candi ini menjadi simbol kebesaran Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran agama Buddha.
Pengaruh Agama Buddha dalam Kehidupan Masyarakat Kerajaan Sriwijaya
Agama Buddha memberikan pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Kerajaan Sriwijaya. Konsep Buddhisme berhasil menyebar ke masyarakat luas dalam bentuk kepercayaan yang berhubungan dengan kesehatan, kesuburan, dan keselamatan. Hal ini terlihat dari peninggalan arkeologi seperti prasasti-prasasti yang berisi doa-doa untuk keselamatan dan keberuntungan.
Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga berhasil membangun ikatan yang kuat dengan Kerajaan Tiongkok pada masa tersebut. Salah satu faktor yang membuat ikatan tersebut erat adalah karena agama Buddha juga tersebar di Tiongkok dan menjadi agama yang populer pada masa itu. Dalam traktat yang berisi tentang hubungan dagang antara Kerajaan Sriwijaya dan Tiongkok, agama Buddha juga menjadi topik penting dalam pembicaraan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, keberadaan agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya memang membuat kerajaan ini menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang sangat terkenal pada masanya. Agama Buddha memberi pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dan menjadi simbol kebesaran Kerajaan Sriwijaya. Hal inilah yang membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang penting dalam sejarah Indonesia.
Sejarah Perkembangan Agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya
Agama Buddha menjadi salah satu agama yang masuk ke dalam wilayah kerajaan Sriwijaya. Hal ini terbukti dengan ditemukannya arca-arca Buddha pada beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di wilayah tersebut. Pada abad ke-7, agama Buddha mulai berkembang pesat di kerajaan Sriwijaya pada masa pemerintahan Raja Sri Indrapura.
Pusat Pembelajaran Agama Buddha
Kerajaan Sriwijaya pada masa itu dikenal sebagai pusat perdagangan dan peradaban di Asia Tenggara. Selain itu, kerajaan ini juga dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di wilayah Nusantara. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa biara atau wihara yang dibangun di dalam kerajaan. Biara-biara ini digunakan sebagai tempat untuk mengajarkan ajaran agama Buddha kepada para penduduk Sriwijaya dan juga sebagai pusat pembelajaran bagi para biksu atau bhikkhu.
Bahkan, beberapa raja Sriwijaya seperti Raja Dharanindra dan Raja Balaputradewa membangun Vihara Karangtengah sebagai pusat pengajaran agama Buddha. Vihara ini menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang terkenal di Asia Tenggara pada masanya dan telah menjadi tempat berkumpul bagi para biksu dari berbagai negara di Asia.
Selain itu, kerajaan Sriwijaya juga mendirikan beberapa perguruan tinggi atau sekolah untuk mengajarkan ajaran agama Buddha. Salah satunya adalah perguruan tinggi Buddha yang dikenal dengan nama Nalanda. Perguruan tinggi ini adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di seluruh Asia pada masanya dan masih diakui keberadaannya hingga saat ini.
Pengaruh Agama Buddha pada Kehidupan Masyarakat Sriwijaya
Agama Buddha memiliki pengaruh besar pada kehidupan masyarakat Sriwijaya pada masa itu. Ajaran agama Buddha membawa pencerahan dan kebijaksanaan yang mampu memperbaiki akhlak dan moral manusia. Hal ini tercermin dari upaya Raja Sriwijaya dalam membangun biara atau wihara serta perguruan tinggi agama Buddha.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Sriwijaya juga menerapkan ajaran agama Buddha dalam mengatur kehidupan mereka. Masyarakat lebih cenderung untuk hidup dengan penuh kesederhanaan dan kebijaksanaan, serta menghargai kehidupan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, ajaran agama Buddha juga mengajarkan pentingnya kebaikan, kebajikan, dan keberhasilan di masa depan sebagai tujuan hidup yang sebenarnya.
Dalam bidang seni dan budaya, agama Buddha juga memberikan pengaruh yang besar pada masyarakat Sriwijaya. Hal ini terlihat dari adanya banyak arca Buddha yang ditemukan dalam peninggalan seni dan arsitektur di wilayah Sriwijaya.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pembelajaran agama Buddha di Nusantara pada masa lampau. Ajaran agama Buddha membawa pengaruh besar pada kehidupan masyarakat Sriwijaya pada saat itu, baik dalam hal kehidupan sehari-hari maupun bidang seni dan budaya. Upaya Raja Sriwijaya dalam membangun biara, perguruan tinggi, dan wihara menjadi bukti bahwa agama Buddha memang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Sriwijaya pada masa itu.
Pelajar dari Dalam dan Luar Negeri Belajar di Kerajaan Sriwijaya
Sejak awal berdirinya, Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat perdagangan dan pelajaran di Asia Tenggara. Sebagai pusat perdagangan, Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu pusat perniagaan terbesar di dunia pada masanya. Banyak pedagang dari berbagai belahan dunia datang ke Kerajaan Sriwijaya untuk berdagang. Sementara itu, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat keilmuan agama Buddha yang terkenal di Asia Tenggara.
Keilmuan agama Buddha yang diakui oleh Kerajaan Sriwijaya berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Tiongkok. Banyak pelajar dari India dan Tiongkok yang datang ke Kerajaan Sriwijaya untuk belajar agama Buddha, baik di kuil-kuil maupun di istana. Selain itu, banyak pelajar dari berbagai negara Asia Tenggara seperti Kamboja, Vietnam, Laos, dan Thailand juga datang ke Kerajaan Sriwijaya untuk belajar agama Buddha.
Bukti adanya pelajar dari berbagai negara yang belajar di Kerajaan Sriwijaya adalah ditemukannya beberapa artefak penting seperti stupa, candi, prasasti, dan manuskrip yang berasal dari berbagai negara. Beberapa bukti tersebut menunjukkan bahwa Kerajaan Sriwijaya tidak hanya menerima pengaruh agama Buddha dari India dan Tiongkok, tetapi juga memberikan pengaruh agama Buddha bagi negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.
Pusat Perdagangan Buku Agama Buddha
Selain menjadi pusat pembelajaran agama Buddha, Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat perdagangan buku-buku agama Buddha dari India dan Tiongkok. Buku-buku agama Buddha dari India dan Tiongkok memiliki kualitas dan keaslian yang sangat terkenal di seluruh dunia pada masa itu.
Pertukaran buku-buku agama Buddha antara Kerajaan Sriwijaya dan India dan Tiongkok diperkirakan telah terjadi sejak abad ke-7. Buku-buku agama Buddha yang terkenal dan banyak diperdagangkan pada masa itu antara lain sutra-sutra dan kitab-kitab agama Buddha.
Dalam buku kuno berjudul “Wisudha Maharnawa”, dikisahkan tentang seorang Brahmana bernama Chandra yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya untuk mencari salinan kitab “Prajnaparamita Sutra” dari Tiongkok. Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan buku agama Buddha karena letaknya yang strategis dalam rute perdagangan antara India dan Tiongkok, serta sebagai pusat kebudayaan agama Buddha di Asia Tenggara.
Pengaruh Agama Buddha pada Masyarakat Sriwijaya
Pengaruh agama Buddha pada masyarakat Sriwijaya sangat kuat pada masa itu. Para penguasa Kerajaan Sriwijaya mempromosikan agama Buddha sebagai agama resmi dan mengembangkan keilmuan dan seni agama Buddha ke seluruh sudut wilayah kekuasaannya.
Salah satu bukti pengembangan agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya adalah peningkatan pembangunan kuil-kuil agama Buddha dan stupa-stupa agama Buddha di seluruh wilayah kekuasaannya. Selain itu, banyak penguasa dan kerabat kerajaan di Kerajaan Sriwijaya yang menjadi biksu dan biksuni untuk mengabdikan hidup mereka dalam agama Buddha.
Pengaruh agama Buddha juga sangat terlihat dalam gaya seni dan arsitektur Kerajaan Sriwijaya. Banyak bangunan candi-candi yang dibangun dengan arsitektur bergaya agama Buddha dan dihiasi dengan relief-relief bergambar ajaran agama Buddha. Seni ukir dan seni lukis berkembang pesat di Kerajaan Sriwijaya dan banyak terinspirasi oleh ajaran agama Buddha.
Dalam hal ini, Kerajaan Sriwijaya memang pantas disebut sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di Asia Tenggara pada masa itu. Keilmuan agama Buddha dari India dan Tiongkok yang telah diterima dan dikembangkan oleh Kerajaan Sriwijaya menjadi pengaruh besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia pada masa sekarang.
Oke, itu dia alasan kenapa Kerajaan Sriwijaya terkenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha. Dari keadaan geografis yang strategis hingga dukungan para penguasa dan masyarakat menjadikan Sriwijaya tempat yang ideal untuk penyebaran agama Buddha. Meskipun sudah lama runtuh, namun warisan bersejarah tersebut masih terlihat hingga saat ini.
Jadi, mari kita jaga kekayaan warisan budaya kita dan jangan lupakan sejarah yang ada. Pelajari dan kenali lebih dalam lagi tentang kebudayaan dan sejarah pribumi kita serta jangan lupakan kedamaian, kerukunan, dan toleransi antaragama yang menjadi salah satu keunikan bangsa ini.
Jangan lupa untuk terus merawat dan melestarikan Indonesia, bangsa yang majemuk dan penuh keberagaman!