Inilah 6 Hari Besar Agama di Indonesia yang Harus Kamu Tahu!

Inilah 6 Hari Besar Agama di Indonesia yang Harus Kamu Tahu!

Halo pembaca! Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan agama. Keberagaman inilah yang membuat hari besar agama di Indonesia sangat penting. Ada banyak hari besar agama yang dirayakan di seluruh dunia namun entah kalian tahu atau tidak, Indonesia memiliki 6 hari besar agama yang harus kamu ketahui. Apa saja hari besar agama tersebut? Yuk, simak artikel berikut ini!

6 Hari Besar Agama di Indonesia

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kebudayaan dan keberagaman agama. Ada enam hari besar agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah sebagai hari libur nasional. Keenam hari besar agama tersebut adalah Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Hari Nyepi, Natal, Waisak, dan Tahun Baru Hijriyah. Dalam artikel ini, kita akan membahas salah satu hari besar tersebut yaitu Hari Raya Idul Fitri.

Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri adalah salah satu hari besar agama Islam yang dirayakan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Hari ini biasanya jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam penanggalan Hijriah. Di Indonesia, Hari Raya Idul Fitri adalah salah satu hari libur nasional yang paling dirayakan karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Arti Hari Raya Idul Fitri

Pada Hari Raya Idul Fitri, umat Muslim merayakannya sebagai tanda berakhirnya puasa Ramadhan. Selama kurang lebih satu bulan sebelumnya, umat Muslim berpuasa sebagai bentuk ketahanan diri dan pengendalian diri terhadap nafsu dan godaan dunia. Oleh karena itu, Hari Raya Idul Fitri menjadi momen penting bagi umat Muslim untuk merayakan keberhasilan diri mereka dalam menyelesaikan ibadah puasa.

Tradisi Hari Raya Idul Fitri di Indonesia

Tradisi yang dilakukan oleh umat Muslim dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia sangat unik dan beragam tergantung wilayah masing-masing. Namun, ada beberapa tradisi yang umum dilakukan pada hari ini seperti saling bermaafan, meminta dan memberikan maaf di antara keluarga, tetangga, serta rekan kerja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penyelesaian konflik dan menjaga keharmonisan antar sesama.

Selain itu, makanan yang umum dihidangkan saat Idul Fitri adalah ketupat, opor ayam, rendang, sate, dan masih banyak lagi. Menu-menu ini menjadi simbol keberagaman kuliner Indonesia dan memperlihatkan betapa kaya akan kuliner di Indonesia.

Kegiatan pada Hari Raya Idul Fitri

Pada Hari Raya Idul Fitri, umat Muslim biasanya pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Sholat Idul Fitri dilakukan sebagai simbol syukur dan ungkapan terima kasih atas keberhasilan menyelesaikan ibadah puasa. Setelah sholat dan bermaaf-maafan dengan sesama, umat Muslim biasanya mengunjungi keluarga dan saudara, terutama yang sudah lama tidak bertemu.

Di beberapa daerah di Indonesia, pada Hari Raya Idul Fitri juga terdapat tradisi menggelar pawai dengan peserta yang mengenakan baju baru dan menyanyikan lagu-lagu Islami. Pawai ini menjadi bentuk ekspresi rasa syukur atas keberhasilan menyelesaikan ibadah puasa dan juga memperlihatkan keindahan keberagaman budaya dan suku di Indonesia.

Pesan Moral dari Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri memiliki pesan moral yang sangat penting bagi umat Muslim dan juga masyarakat Indonesia secara umum. Pesan moral tersebut adalah kerukunan antar agama dan saling bermaafan.

Hari Raya Idul Fitri menjadi momentum penting bagi umat Muslim di Indonesia untuk dapat menjalin kerukunan antar agama dan mempererat tali silaturahmi dengan keluarga dan sesama. Dalam tradisi saling memaafkan, umat Muslim diajarkan untuk tidak membedakan suku, agama, dan ras.

Akhir kata, mari kita jadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai momen penting untuk membangun perdamaian dan keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia. Selamat merayakan Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin atas segala salah dan khilaf yang dilakukan.

Hari Besar Agama di Indonesia: Perayaan Waisak

Waisak merupakan salah satu hari besar agama di Indonesia yang diperingati oleh umat Budha. Hari raya ini dirayakan untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya sang Buddha. Perayaan Waisak biasanya jatuh pada bulan Mei dan diperingati dengan penuh sukacita oleh umat Budha di seluruh Indonesia.

Sejarah Perayaan Waisak

Perayaan Waisak pertama kali dirayakan pada tahun 1950 di Indonesia. Hari raya ini ditetapkan oleh Menteri Agama Indonesia sebagai hari libur nasional pada tahun 1983 dan diakui secara internasional oleh PBB sebagai hari raya Buddhis pada tahun 1999. Perayaan Waisak dilaksanakan dengan berbagai cara di seluruh dunia, tergantung pada tradisi dan budaya masing-masing negara.

Tradisi Perayaan Waisak

Pada hari raya Waisak, umat Budha di Indonesia biasanya melakukan kegiatan keagamaan seperti perayaan dengan menyalakan lilin, membawa dupa, dan mendoakan untuk perdamaian dunia. Selain itu, banyak juga yang mengunjungi candi Borobudur di Yogyakarta untuk melakukan perayaan Waisak. Di Candi Borobudur, umat Budha membawa lilin dan bunga sebagai tanda penghormatan kepada Sang Buddha dan berdoa untuk perdamaian dunia.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur sendiri sudah menjadi tradisi dan acara tahunan yang selalu dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan umat Budha dari seluruh dunia. Perayaan dimulai dengan prosesi memasuki Candi Borobudur yang diikuti dengan menyanyikan doa dan mantra, serta doa bersama untuk perdamaian dunia. Tak hanya itu, pertunjukan seni dan budaya, seperti tari-tarian dan musik tradisional, turut menghiasi perayaan Waisak di Candi Borobudur.

Makna Perayaan Waisak

Perayaan Waisak memiliki makna yang sangat penting bagi umat Budha. Hari raya ini dianggap sebagai hari yang suci dan diperuntukkan bagi umat Budha untuk merenungkan ajaran-ajaran Buddha, memberi bantuan kepada sesama, dan melakukan kebaikan. Perayaan Waisak juga merupakan ajang untuk mengingat kembali ajaran-ajaran Buddhisme, termasuk ajaran tentang kebijaksanaan, kebajikan, dan kedamaian. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencapai pencerahan atau permulaan kesadaran yang lebih tinggi untuk mencapai kebahagiaan batin dan kedamaian di dunia.

Dalam upacara Waisak, umat Budha diharapkan untuk memperdalam kebijaksanaan, mengasah kemampuan moral, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kedamaian di dunia, serta memperkuat tali persaudaraan dan persatuan umat manusia dalam mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia.

Baca Juga:  Inilah Rahasia Sedekah yang Bisa Membawa Berkah Pada Hidupmu

Perayaan Waisak di Indonesia menjadi contoh bagaimana toleransi antarumat beragama dapat berjalan dengan baik. Bagi umat Budha, perayaan Waisak menjadi ajang refleksi diri dan memperdalam spiritual sehingga dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian di dunia.

6 Hari Besar Agama di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi agama. Ada banyak hari raya agama yang diperingati di Indonesia, dan setiap hari raya memiliki makna dan tradisi yang berbeda-beda. Di dalam artikel ini, kita akan membahas enam hari besar agama terbesar di Indonesia.

Natal


Hari raya Natal diperingati sebagai hari kelahiran Yesus Kristus bagi umat Kristiani. Pada hari tersebut, kebanyakan umat merayakannya dengan kegiatan gereja, seperti misa malam Natal serta ibadah pagi Natal. Selain itu, banyak juga keluarga yang berkumpul untuk merayakan Natal dengan makanan khas, seperti kalkun panggang, kue kering, dan buah-buahan.

Bagi umat Kristiani, Natal memiliki makna yang sangat penting. Natal adalah saat untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang dipercayai sebagai Sang Juruselamat yang telah datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Oleh karena itu, Natal diperingati dengan penuh syukur dan kegembiraan.

Di Indonesia, Natal juga menjadi momen yang dinantikan karena di hari Natal banyak orang saling memberikan hadiah dan mengirimkan kartu ucapan. Selain itu, banyak sekali dekorasi Natal yang dibuat dan dipasang di berbagai tempat, seperti di tempat ibadah, pasar, dan pusat perbelanjaan. Semua dekorasi tersebut memeriahkan suasana Natal di seluruh Indonesia.


Bagi orang-orang yang non-Kristiani, Natal juga menjadi momen yang dinantikan. Banyak dari mereka merayakan Natal sebagai hari libur nasional, dan melakukan berbagai kegiatan untuk merayakan Natal, seperti berkumpul bersama keluarga, makan bersama, dan memberikan hadiah-hadiah kecil. Hal ini menunjukkan bahwa Natal adalah juga momen di mana kita semua bisa saling menghargai satu sama lain dan berbagi kebahagiaan.

Idul Fitri


Idul Fitri adalah hari raya yang diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hari raya ini biasanya dirayakan pada tanggal 1 Syawal, yang merupakan bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah.

Hari raya Idul Fitri adalah momen kemenangan bagi umat Muslim yang telah berpuasa selama bulan Ramadan. Di hari raya ini, umat Muslim berbondong-bondong ke masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Setelah sholat, umat Muslim saling mengunjungi, memberikan hadiah (yang disebut sebagai “uang lebaran”), dan makan-makan bersama keluarga dan teman-teman.

Lebaran menjadi momen di mana keluarga-keluarga dan teman-teman berkumpul, menikmati hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan kue-kue tradisional. Di Indonesia, semangat Lebaran tidak hanya terbatas pada umat Muslim, tetapi juga dirasakan oleh semua orang, karena Lebaran adalah momen di mana orang saling bersilaturahmi dan memberikan maaf-maafan.


Namun, semangat Lebaran juga bisa memicu keramaian dan kemacetan di jalan-jalan, khususnya di kota-kota besar. Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, ada baiknya jika kita merencanakan perjalanan dengan cermat dan menghindari perjalanan pada hari-hari sibuk, seperti hari ke-3 dan ke-4 Lebaran.

Waisak


Waisak atau Vesak adalah hari raya penting bagi umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hari raya ini diperingati sebagai hari kelahiran, pencerahan, dan kemangkatan Siddharta Gautama, yang dikenal sebagai Sang Buddha.

Pada hari Waisak, umat Buddha melakukan kegiatan-kegiatan seperti memperingati kelahiran, memahami ajaran Buddha, dan melakukan meditasi. Di Indonesia, acara-acara Waisak biasanya diadakan di candi-candi Buddha seperti Candi Borobudur dan Candi Mendut.

Acara Waisak di Indonesia biasanya dihadiri oleh umat Buddha dari berbagai negara. Selain itu, ada juga acara bakti sosial serta donasi yang diadakan oleh umat Buddha di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Waisak di Indonesia tidak hanya menjadi momen untuk merayakan hari raya, tetapi juga menjadi momen untuk membantu sesama.


Bagi non-Buddha, Waisak juga menjadi momen untuk mempelajari ajaran Buddha dan mencari makna dalam hidup kita. Di Indonesia, Waisak menjadi momen yang dapat memperkaya keberagaman budaya dan agama kita, serta membuat kita lebih menghargai perbedaan dan saling memahami.

Kesimpulan


Dalam artikel ini, kita telah membahas tiga dari enam hari besar agama di Indonesia, yaitu Natal, Idul Fitri, dan Waisak. Setiap hari raya memiliki makna dan tradisi yang berbeda-beda, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk merayakan keagungan Tuhan dan mempererat hubungan kita dengan sesama.

Sebagai negara yang kaya akan keberagaman, Indonesia memiliki banyak hari raya agama yang dirayakan, dari yang terbesar hingga yang paling kecil. Oleh karena itu, kita harus lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya dan agama di Indonesia, serta saling menghormati dan memahami satu sama lain. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam menjalankan kehidupan dengan damai dan saling menghargai.

6 Hari Besar Agama di Indonesia

Tahun Baru Masehi

Tahun Baru Masehi, atau yang lebih dikenal sebagai New Year, adalah salah satu hari raya yang paling penting dan dirayakan oleh seluruh dunia. Tanggal 1 Januari bukan hanya menjadi awal dari transisi tahun baru, tetapi juga momentum untuk merenung dan berdoa agar tahun mendatang menjadi lebih baik.

Di Indonesia, Tahun Baru Masehi dirayakan dengan kemeriahan dan keakraban bersama keluarga, teman, dan pasangan. Di malam pergantian tahun, kembang api seringkali diadakan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Selain itu, banyak juga yang merayakan tahun baru dengan menghadiri acara pesta besar yang biasanya diadakan di hotel atau restoran.

Berbeda dengan masyarakat Barat, di Indonesia, perayaan Tahun Baru Masehi sering diisi dengan kegiatan-kegiatan religius. Banyak umat kristen dan Katolik yang merayakan berkat tahun baru di gereja atau katedral mereka. Pada saat itu, juga biasanya diadakan doa bersama untuk mengharap berkat dan rahmat di tahun baru.

Di Indonesia, Tahun Baru Masehi bukan hanya dirayakan oleh umat nasrani saja, tetapi juga oleh umat Islam dan umat Hindu. Banyak di antara mereka yang memanfaatkan momentum Tahun Baru Masehi untuk bermunajat dan memohon doa pada Tuhan agar tahun yang baru bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Hari Raya Nyepi

Hari raya Nyepi merupakan hari besar agama bagi umat Hindu di Indonesia. Diperingati pada bulan Maret setiap tahunnya, Nyepi adalah tahun baru Saka yang dimaknai sebagai hari untuk diam dan menghormati Catur Brata Penyepian.

Catur Brata Penyepian adalah aturan yang harus dipatuhi umat Hindu selama hari raya Nyepi. Aturan tersebut mencakup Amati Geni (tidak menyalakan api atau listrik), Amati Karya (tidak melakukan pekerjaan apapun), Amati Lelungan (tidak melemparkan atau merusak keamanan lingkungan), dan Amati Lelanguan (tidak makan banyak, tidur berlebihan, atau mabuk-mabukan).

Di Bali, umat Hindu melaksanakan ariba pada hari sebelumnya. Kegiatan ini termasuk membuat persembahan, mengebak, memasak, serta berolahraga dengan intensitas lebih tinggi. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan diri menjalankan Catur Brata Penyepian.

Baca Juga:  Mengungkap Misteri Agama Resmi Kerajaan Kutai: Rahasia Kepercayaan Kerajaan yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Pada hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu di Bali diminta untuk merenung dan memperbaiki diri. Mereka dilarang keluar rumah, bermain gadget, atau melakukan kegiatan apapun selama 24 jam. Bahkan, lampu di luar rumah pun harus dimatikan.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diberikan. Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Upacara Pengrupukan

Pada malam sebelum hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan upacara pengrupukan. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan dari kejahatan atau roh jahat yang ada di sekitarnya.

Upacara ini dimulai dengan memasang ogoh-ogoh atau patung raksasa yang dibuat dari bambu dan kertas. Ogoh-ogoh melambangkan kejahatan atau roh jahat yang harus dibuang dari lingkungan. Setelah itu, ogoh-ogoh diarak keliling kampung sambil dimeriahkan dengan musik dan tari-tarian.

Setelah selesai diarak, ogoh-ogoh kemudian dibakar sebagai simbol pembakaran kejahatan. Dengan demikian, lingkungan dianggap telah dibersihkan dari kejahatan dan siap menyambut hari raya Nyepi.

Moment Penting pada Hari Raya Nyepi

Pada hari raya Nyepi, terdapat beberapa moment penting yang harus dipatuhi umat Hindu. Selain diam, umat Hindu juga dilarang untuk menyalakan api, berpergian, atau bermain gadget. Bahkan, kegiatan di bandara pun dihentikan sementara selama 24 jam.

Selama hari raya Nyepi, umat Hindu diminta untuk merenung dan memperbaiki diri. Hal ini bertujuan untuk membantu umat Hindu meluputkan diri dari segala keterikatan duniawi dan mencari kedamaian dalam diri.

Setelah 24 jam berlalu, umat Hindu di Bali bersiap-siap untuk memulai tahun baru Saka dengan melakukan kegiatan seperti melukat atau mandi suci. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan umat Hindu bisa memulai tahun baru dengan pikiran dan tubuh yang suci serta bersih.

Demikianlah, Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari besar agama di Indonesia yang sangat penting bagi umat Hindu. Melalui hari raya ini, umat Hindu diharapkan dapat membuka lembaran baru dalam hidupnya dan meningkatkan kualitas diri. Selamat merayakan hari raya Nyepi!

Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri, atau yang juga dikenal sebagai Lebaran, merupakan hari raya yang dirayakan oleh seluruh umat muslim di Indonesia. Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal, yang merupakan bulan setelah Ramadan, bulan puasa bagi umat muslim. Setiap tahunnya, umat muslim di Indonesia merayakan Idul Fitri dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat untuk saling memaafkan, berdoa, dan berbuka puasa. Selain itu, ada juga tradisi memberikan uang lebaran dan makanan khas Idul Fitri seperti ketupat dan opor ayam. Selama Idul Fitri, seluruh masyarakat di Indonesia merasakan semangat kebersamaan dan kehangatan.

Hari Raya Natal

Hari Raya Natal merupakan hari raya yang dirayakan oleh umat kristen di Indonesia, seperti Katolik dan Protestan. Natal jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya dan dirayakan dengan menghias rumah dengan lampu dan ornamen Natal, menghadiri misa, serta berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Selain itu, ada juga tradisi memberikan kado Natal dan makanan khas Natal seperti kue kering dan hidangan daging, seperti ayam panggang. Selama Natal, seluruh masyarakat di Indonesia merasakan semangat sukacita dan perdamaian yang membawa kehangatan dan kebahagiaan di dalam hati.

Hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak merupakan hari raya agama Buddha yang dirayakan oleh para penganut agama Buddha di Indonesia. Hari Waisak jatuh pada tanggal 15 bulan Waisak dan dirayakan untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha Gautama. Selama Waisak, para penganut agama Buddha di Indonesia melakukan kegiatan seperti persembahan bunga dan dupa di pagoda-pagoda, mengadakan parade Waisak, dan melakukan meditasi untuk memperdalam keyakinan spiritual dan mencari kedamaian batin. Hari Waisak menjadi salah satu momentum untuk memperkuat jalinan kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Hari Raya Galungan

Hari Raya Galungan merupakan hari raya agama Hindu yang dirayakan oleh seluruh umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Galungan jatuh pada hari Rabu atau pertengahan bulan pada penanggalan Hindu dan dirayakan untuk memperingati keberhasilan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (ketidakbenaran) yang diperjuangkan oleh dewa-dewa Hindu. Selama Galungan, umat Hindu melakukan puja bakti di pura-pura sebagai tanda syukur dan penghormatan kepada dewa-dewa, melaksanakan adat ngelawang, serta menikmati hidangan khas Galungan seperti lawar dan sate lilit. Hari Raya Galungan menjadi salah satu upaya untuk memperkuat identitas dan kebudayaan masyarakat Bali di Indonesia.

Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi merupakan hari raya agama Hindu yang dirayakan oleh seluruh umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Nyepi jatuh pada saat peredaran matahari tertinggi pada tanggal Saka baru atau tahun baru penanggalan Bali. Nyepi dirayakan dengan cara merenung dan bermeditasi selama 24 jam di tempat tinggal masing-masing, tanpa adanya kegiatan yang berisik atau mengganggu lingkungan. Selama Nyepi, seluruh kegiatan seperti bekerja, bermain, atau bahkan menghidupkan lampu di dalam rumah, dilarang. Hari Raya Nyepi menjadi salah satu cara untuk menghormati peradaban dan alam semesta serta menenangkan pikiran dari kegaduhan kehidupan sehari-hari.

Hari Raya Maulid Nabi

Hari Raya Maulid Nabi merupakan hari raya agama Islam yang dirayakan oleh seluruh umat muslim di Indonesia. Maulid Nabi jatuh pada bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Islam dan dirayakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selama Maulid Nabi, umat muslim melakukan kegiatan seperti pawai ta’aruf, membaca kitab suci Quran, dan memberikan sedekah kepada yang membutuhkan. Hari Raya Maulid Nabi menjadi momentum untuk memperdalam iman dan meningkatkan pengetahuan tentang pengajaran Nabi Muhammad SAW serta meneguhkan kembali prinsip-prinsip nilai kebenaran yang diajarkan oleh Nabi tersebut.

Jadi, itulah enam hari besar agama di Indonesia yang patut kamiketahui dan kenali. Meskipun setiap agama memiliki perayaan yang berbeda, namun semuanya memiliki makna dan filosofi yang dalam. Mari kita hormati dan apresiasi keragaman agama di Indonesia dengan memahami perayaan-perayaannya dan menghargai sesama umat beragama. Celebrate diversity!

Untuk kamu yang memiliki teman atau keluarga dengan agama yang berbeda, jangan ragu untuk mengucapkan selamat atas perayaan agamanya. Menghargai perbedaan adalah awal dari saling menghormati dan saling pengertian. Kita bisa belajar banyak dari satu sama lain. Jangan lupa, tetap patuhi protokol kesehatan dalam perayaan-perayaan agama ya, biar gak corona gampang ngegas!

Terimakasih sudah membaca artikel kita kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa meningkatkan pemahaman kita tentang agama-agama di Indonesia. Sampai jumpa di artikel selanjutnya dengan topik yang menarik dan seru!

Cari tahu lagia artikel-artikel menarik mengenai budaya dan tradisi Indonesia hanya di website kami. Jangan lupa share dan follow Sosial media kami untuk update terbaru! #dirumahaja #weareindonesia