Halo pembaca setia, sudahkah kamu mengenal dengan baik agama Buddha Theravada? Berbicara mengenai agama Buddha, pasti kita langsung teringat dengan kisah tentang kerajaan-kerajaan yang terdapat pada alur cerita agama tersebut. Namun, tahukah kamu jika agama Buddha Theravada memiliki rahasia-rahasia yang belum banyak diketahui publik? Kumpulan rahasia inilah yang akan menjadi fokus artikel kali ini. Mari kita simak bersama-sama 7 rahasia agama Buddha Theravada yang belum kamu ketahui.
Pengertian Agama Buddha Theravada
Agama Buddha Theravada merupakan aliran agama Buddha yang sangat tua dan dianggap sebagai aliran paling murni. Agama tersebut mengambil sumber dari ajaran Sang Buddha dan menjunjung tinggi makna bahwa setiap individu harus menemukan jalan menuju pencerahan dengan cara sendiri. Agama tersebut juga menolak segala ajaran mistik dan penambahan tradisi.
Sejarah Agama Buddha Theravada
Agama Buddha Theravada berasal dari India dan menyebar ke wilayah-wilayah iklim tropis seperti di Sri Lanka, Thailand, Laos, Kamboja, dan Myanmar. Agama tersebut muncul pada abad ke-3 SM tepatnya ketika sang Buddha yang bernama Siddharta Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi. Pada waktu itu, agama tersebut dianggap sebagai aliran minor karena ajarannya yang sangat konservatif dan kontra terhadap ajaran mistik dan penambahan tradisi. Pada akhirnya, ketika agama tersebut berkembang pesat di negara-negara Asia Tenggara, agama Buddha Theravada menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut.
Karakteristik Agama Buddha Theravada
Agama Buddha Theravada adalah agama konservatif yang sangat mementingkan ajaran Sang Buddha. Agama tersebut mengklaim bahwa ajarannya merupakan ajaran tertinggi dan seluruh umat manusia harus menemukan kebijaksanaan sejati dalam diri mereka sendiri untuk mencapai pencerahan. Dalam mencari pencerahan, individu harus memperhatikan tiga pokok yaitu, “Morality” atau moralitas, “Meditation” atau meditasi, dan “Wisdom” atau kebijaksanaan.
Pengaruh Agama Buddha Theravada di Indonesia
Mulai dari abad ke-3 Masehi, agama Buddha Theravada menjadi salah satu agama yang menyebar secara luas di Indonesia. Pada masa itu, Sumatera menjadi pusat penyebaran agama tersebut di Indonesia dan sampai saat ini, agama Buddha Theravada masih dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Timur. Pengaruh agama Buddha Theravada dapat ditemukan dalam banyak hal seperti dalam bentuk arsitektur pura atau “stupa” yang berbeda dengan arsitektur umum di Indonesia. Pada masa kini, agama Buddha Theravada tetap menjadi salah satu agama yang dihormati di Indonesia dan bahkan menjadi daya tarik wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.
Keyakinan di Agama Buddha Theravada
Agama Buddha Theravada adalah agama yang merupakan salah satu cabang dari ajaran Buddha yang berfokus pada pemahaman terhadap ajaran asli Sang Buddha. Ada beberapa keyakinan yang dipegang teguh oleh pengikut agama Buddha Theravada, diantaranya :
Karma dan Reinkarnasi
Salah satu keyakinan utama dalam agama Buddha Theravada adalah tentang hukum karma dan reinkarnasi. Karma adalah hukum tindakan sebab-akibat, di mana setiap tindakan baik atau buruk yang dilakukan akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Dalam hal ini, agama Buddha Theravada percaya bahwa setiap tindakan yang dilakukan pasti akan berdampak pada kehidupan di masa depan. Oleh karena itu, pengikut agama ini sangat menekankan pentingnya melakukan tindakan baik dan menghindari tindakan buruk agar tidak mengalami konsekuensi yang buruk di masa depan.
Reinkarnasi sendiri adalah keyakinan bahwa manusia tidak hanya hidup satu kali di dunia ini melainkan mengalami siklus kelahiran dan kematian berulang kali. Dalam agama Buddha Theravada, reinkarnasi terjadi ketika manusia belum mencapai keadaan kesadaran dan kemurnian spiritual yang cukup tinggi untuk mencapai kebahagiaan abadi. Oleh karena itu, pengikut agama ini berupaya untuk mencapai kemurnian spiritual dan meningkatkan kesadarannya agar bisa mencapai kebahagiaan selamanya di dalam kehidupan setelah kematian.
Tilak
Tilak adalah tanda yang ditempatkan pada dahi sebagai simbol kebersihan terhadap diri sendiri. Tanda ini dipercaya mampu membantu seseorang untuk menenangkan diri dan mengontrol emosinya. Tilak dibuat dari bahan-bahan alami seperti kemenyan atau bubuk kurkuma dan dianggap sebagai simbol penghormatan terhadap ajaran Buddha dan sang guru spiritual.
Satipatthana
Satipatthana adalah prinsip meditasi dalam ajaran agama Buddha Theravada. Terdapat 4 prinsip satipatthana, yaitu :
1. Kematian atau pengamatan terhadap keadaan kematian
2. Pernafasan atau pengamatan terhadap pernapasan
3. Konsentrasi pada pengalaman atau pengamatan terhadap pengalaman yang sedang dirasakan
4. Konsentrasi pada empat kualitas perwujudan spiritual, yakni kasih sayang, pengertian, kebersihan hati, dan kegembiraan sebagai pijakan dalam meningkatkan konsentrasi dan mencapai kesadaran penuh.
Dalam agama Buddha Theravada, meditasi sangat penting sebagai cara untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan meningkatkan kesadaran spiritual. Oleh karena itu, pengajaran meditasi menjadi bagian penting dari ajaran Buddha Theravada dan dapat dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya oleh orang-orang yang mempraktikkan agama ini.
Perbedaan Agama Buddha Theravada dengan Mahayana
Agama Buddha Theravada berpendapat bahwa jalan menuju pencerahan harus ditempuh oleh setiap individu dengan usaha dan pengetahuan yang tepat. Dalam ajaran Theravada, tidak ada Bodhisattva atau entitas lain yang dapat membantu individu dalam mencapai pencerahan. Sebaliknya, individu harus bekerja sendiri dan berusaha mengubah diri mereka sendiri melalui meditasi dan praktik spiritual.
Di sisi lain, agama Buddha Mahayana meyakini bahwa jalan menuju pencerahan dapat ditempuh melalui mendoakan semua makhluk atau dengan meminta bantuan dari Bodhisattva dan sosok lainnya. Dalam Mahayana, Bodhisattva dipandang sebagai guru spiritual yang dapat membantu para penganut dalam praktik spiritual mereka. Penganut Mahayana percaya bahwa Bodhisattva memiliki kekuatan untuk membimbing mereka ke jalan menuju pencerahan.
Pemahaman tentang Sang Buddha
Agama Buddha Theravada menempatkan ajaran Sang Buddha sebagai ajaran tertinggi. Dalam pandangan Theravada, Sang Buddha bukanlah sosok yang ilahi atau dipuja, tetapi sebagai seorang guru spiritual yang menunjukkan jalan menuju kebijaksanaan sejati dan kebebasan dari penderitaan. Oleh karena itu, Theravada menekankan pentingnya mempelajari ajaran Sang Buddha dan mengikuti praktek-praktek spiritual yang diajarkan oleh Sang Buddha.
Di sisi lain, agama Buddha Mahayana memiliki pandangan Sang Buddha sebagai sosok ilahi yang bisa dibantu untuk menerima persembahan. Penganut Mahayana memujanya juga sebagai guru spiritual tetapi memberikan perhatian lebih banyak pada sifat ilahi Sang Buddha. Dalam Mahayana, Sang Buddha dilihat sebagai sosok ilahi yang terlibat dalam memperjuangkan kesejahteraan semua makhluk, dan kebijaksanaan dan compassion Sejati Sang Buddha dianggap dapat membantu penganut Mahayana dalam mencapai pencerahan.
Buddha dan Bodhisattva
Agama Buddha Theravada lebih menekankan pada peran Buddha sebagai guru spiritual yang mengajarkan jalan menuju pencerahan. Dalam pandangan Theravada, tidak ada entitas lain selain Buddha yang dapat membimbing penganut menuju kebijaksanaan sejati. Oleh karena itu, penganut Theravada fokus pada pemahaman dan pengamalan ajaran Sang Buddha.
Di sisi lain, agama Buddha Mahayana mengagungkan Bodhisattva sebagai sosok yang membantu penganutnya dalam praktek spiritual mereka. Dalam ajaran Mahayana, Bodhisattva dipandang sebagai sosok yang memiliki kebijaksanaan dan compassin sejati dan membimbing penganut menuju pencerahan. Oleh karena itu, penganut Mahayana mempersembahkan doa dan persembahan kepada Bodhisattva sebagai upaya untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam praktek spiritual mereka.
Jadi itu dia, tujuh rahasia agama Buddha Theravada yang mungkin belum kamu ketahui sebelumnya. Semoga dengan mengetahui hal-hal tersebut, kamu bisa lebih memahami agama Buddha dan prakteknya. Namun, satu hal yang penting untuk diingat adalah bahwa agama Buddha bukanlah hanya tentang membaca dan mengetahui teori-teorinya, melainkan tentang menjalankan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, ayo terapkan ajaran Buddha dalam kehidupanmu dan temukan kedamaian di dalamnya.
Untuk lebih memahami agama Buddha, jangan sungkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan Buddha di sekitarmu. Kamu juga bisa membaca buku-buku atau membicarakan agama ini dengan teman-temanmu yang sudah lebih berpengalaman. Dengan cara ini, kamu akan semakin mengenal agama Buddha dan menemukan jalanmu sendiri menuju pencerahan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang ingin lebih mengenal agama Buddha Theravada.