Selamat datang, pembaca setia! Kita akan membahas agama yang cukup unik dan menarik perhatian, yaitu agama yang dianut oleh rakyat Bhutan. Negara yang terletak di Asia Selatan ini menjadi sorotan dunia karena memiliki prinsip “Gross National Happiness” sebagai dasar pembangunan, di mana kebahagiaan rakyat menjadi prioritas utama. Agama yang dianut oleh rakyat Bhutan menjadi faktor utama dalam mencapai tujuan ini. Apa sajakah agama tersebut? Yuk, simak ulasannya!
Agama di Bhutan
Bhutan dikenal sebagai negara yang unik karena kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam hal keagamaan. Sejarah agama di Bhutan telah berlangsung sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Berbagai agama masuk ke Bhutan seperti Hindu, Buddha, dan Bon. Meskipun agama-anaga tersebut berkembang di Bhutan, agama Buddha menjadi agama mayoritas di negara ini.
Sejarah Agama di Bhutan
Sebagai negara yang memegang teguh nilai-nilai tradisional, agama di Bhutan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Sejarah agama di Bhutan dimulai dari tahun 747 Masehi ketika Raja Sindhu Druk Dharma Wuangchuk memperkenalkan agama Buddha ke Bhutan setelah belajar agama tersebut dari Guru Padmasambhava, seorang tokoh penting di dunia agama Buddha.
Dalam sejarahnya, agama Hindu juga pernah menjadi agama yang dominan di Bhutan. Hal ini terlihat pada masa kepemimpinan Pangeran-Abu yang memerintah Bhutan pada tahun 1850-1870 Masehi. Namun, pada tahun 1907, Pemimpin Bhutan, Ugyen Wangchuck memilih agama Buddha sebagai agama resmi negara dan sejak itu agama Buddha menjadi agama mayoritas di Bhutan.
Pemerintah Bhutan dan Agama
Pemerintah Bhutan mengambil kebijakan dalam menjaga keharmonisan antara agama-agama yang ada di Bhutan. Pemerintah mengakui agama Buddha sebagai agama resmi namun tidak menghalangi kepercayaan agama lain. Hal ini tercermin dalam Undang-undang Bhutan tentang Kebebasan Beragama yang memungkinkan setiap warga negara untuk mempercayai agama yang sesuai dengan keyakinannya.
Sementara itu, pemerintah Bhutan juga mengambil langkah untuk melindungi budaya dan tradisi agama di negara ini. Bhutan adalah satu-satunya negara di dunia yang menerapkan Gross National Happiness, sebuah program yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin bagi rakyat Bhutan. Program tersebut juga mencakup kebijakan keagamaan yang bertujuan untuk menjaga dan mempromosikan agama Buddha dan kepercayaan lain di Bhutan.
Kebijakan Agama Bhutan Modern
Bhutan menjadi negara yang berbeda dari negara-negara lain karena kebijakan agama modern yang diambil oleh pemerintah. Salah satu kebijakan yang diambil adalah Brunei memberlakukan undang-undang yang di mana tidak diperbolehkan menjalankan agama lain selain agama Buddha dan agama lain hanya dapat dijalankan dengan izin dari pemerintah Bhutan. Kebijakan ini bertujuan untuk memelihara harmoni di antara agama-agama yang berbeda-beda di Bhutan.
Bentuk kebijakan lainnya yang diambil oleh pemerintah Bhutan adalah dengan mengekspor agama Buddha ke seluruh dunia dengan mempromosikan budaya Buddha melalui pariwisata dan promosi global. Program ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran global tentang kepentingan agama Buddha di Bhutan dan untuk memperkuat posisi agama Buddha sebagai agama mayoritas di negara ini.
Kesimpulan
Bhutan adalah negara yang unik dalam hal kebijakan keagamaannya. Meskipun agama Buddha merupakan agama mayoritas di negara ini, pemerintah Bhutan memperbolehkan kepercayaan agama lain dan berusaha untuk melindungi dan mempromosikan budaya dan tradisi agama di negara ini. Dengan demikian, Bhutan sukses menjaga harmoni antara agama-agama yang berbeda-beda dan membangun kesejahteraan lahir dan batin bagi masyarakatnya.
Agama Umum di Bhutan
Bhutan adalah negara yang dikenal sebagai “Kerajaan Gho” atau “Kerajaan Gunung” yang terletak di kawasan Asia Selatan. Terdapat banyak keunikan yang ada di negara ini, salah satunya adalah mengenai agama yang dianut oleh penduduknya.
Agama Buddha
Agama Buddha menjadi agama utama yang dipeluk oleh sekitar 75% penduduk Bhutan. Keyakinan ini diwarisi dari raja pertama, Druk Gyalpo yang memberikan pengaruh bagi perkembangan agama Buddha di Bhutan. Agama Buddha dipandang sebagai agama damai dan penuh kasih sayang yang mengajarkan tentang pentingnya mengembangkan pemikiran positif dan kesadaran diri untuk mencapai kebahagiaan.
Pemerintah Bhutan juga mengakui agama Buddha sebagai agama resmi yang dilindungi oleh undang-undang. Pada tahun 1989, konstitusi Bhutan menetapkan bahwa kekuasaan tertinggi di dalam negara meliputi tiga kelompok utama, yakni penguasa, agama Buddha, dan rakyat. Hal ini memperlihatkan pentingnya peran agama Buddha bagi keberlangsungan negara Bhutan.
Agama Hindu
Agama Hindu menjadi agama terbesar kedua di Bhutan dengan jumlah pengikut mencapai sekitar 22% dari total penduduk Bhutan. Agama Hindu di Bhutan banyak dipengaruhi oleh agama Hindu di Nepal dan India. Walaupun jumlah pengikut tidak sebanyak agama Buddha, agama Hindu tetap memegang peranan penting di dalam kehidupan masyarakat Bhutan.
Salah satu sifat yang menarik dari agama Hindu di Bhutan adalah terdapatnya banyak pemujaan yang dilakukan kepada dewa-dewi yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa agama Hindu di Bhutan lebih memfokuskan pada penghormatan kepada keberagaman dan ketersatuan dalam kultus-kultus pengagungan yang berbeda-beda.
Agama Bon
Agama Bon adalah agama asli dari Bhutan dan diyakini masuk ke Bhutan pada abad ke-7. Agama ini dianut oleh sekitar 2,5% penduduk Bhutan dan tidak diakui sebagai agama resmi oleh pemerintah Bhutan. Meskipun begitu, agama Bon memiliki pengaruh yang kuat terhadap budaya dan sejarah Bhutan. Agama Bon memiliki banyak kemiripan dengan ajaran Shamanisme dan disimbolkan dengan adanya mantra-mantra, ilmu hitam, dan praktik pengobatan tradisional yang lebih mengandalkan kekuatan alam.
Agama Bon juga menjadi sumber ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan kuno yang dikembangkan dalam huruf, angka, dan kalender. Agama Bon memiliki banyak peran dalam mengembangkan identitas nasional Bhutan dan menjadi warisan yang penting untuk dijaga. Kehadiran agama Bon di Bhutan memperlihatkan keberagaman dan pluralisme agama yang muncul dari tradisi, budaya, dan sejarah yang berbeda.
Pengaruh Agama terhadap Kehidupan di Bhutan
Pola Hidup
Agama mempengaruhi pola hidup penduduk Bhutan seperti ritual keagamaan dan tingkah laku sehari-hari. Buddhisme, seperti yang diyakini oleh banyak orang Bhutan, mempengaruhi kebiasaan karunia, berbakti pada orang tua, patuh pada aturan, bersikap sopan, toleransi, dan empati.
Masyarakat Bhutan, terutama di pedesaan, sering menempuh jalur keagamaan yang ketat, termasuk menunaikan ritual keagamaan secara teratur dan mempertahankan budaya mereka dengan memperlihatkan kepercayaan yang kuat pada agama mereka. Bahkan, beberapa kelompok masyarakat Bhutan menampakkan pengaruh spiritual mereka pada kehidupan sehari-hari dengan cara mempersembahkan tahunan doa-doa ritual kepada tuannya.
Pendidikan
Agama di Bhutan memberikan pengaruh besar pada pendidikan dan proses pembentukan karakter siswa. Di sekolah-sekolah, agama Buddha masuk dalam kurikulum dan sering dijadikan teori untuk memperbaiki diri. Selain itu, Pendidikan agama juga diberikan di Bhutan dimana banyak warga Bhutan memilih untuk menekuni studi yang terkait dengan agama.
Dalam pendidikan agama, siswa didorong untuk belajar tentang konsep kehidupan yang lebih baik dan mencapai kedamaian pikiran. Di samping itu, mereka juga mengembangkan sikap rendah hati, belas kasih, dan merasa bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan masyarakat. Pendidikan agama menjadi wajib di beberapa sekolah di Bhutan, sementara di sekolah menengah ke atas, siswa yang tertarik akan belajar agama secara lebih dalam dan terperinci.
Pariwisata
Di Bhutan, agama bukan hanya berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Sebagai negara yang didominasi oleh agama Budha, Bhutan memiliki banyak tanda-tanda keagamaan seperti kuil-kuil, naskah-naskah suci, dan monumen-monumen yang dapat diakses oleh wisatawan. Seringkali, kegiatan-kegiatan wisata ke Bhutan terkait dengan keagamaan, seperti mengunjungi festival-festival keagamaan dan khendrel, yaitu sutra keliling yang dibuat untuk memperoleh keberuntungan dan kedamaian.
Bhutan sebuah tempat suci di mata para pelancong. Banyak wisatawan yang ingin mencari ketenangan dan kebahagiaan berasal dari keberadaannya, dan Bhutan menjadi pilihan yang tepat. Di Bhutan, para wisatawan tidak hanya akan menikmati keindahan alam yang spektakuler, namun juga mempelajari nilai-nilai berharga dari kebudayaan dan agama yang ada di sana.
Yah, begitulah kira-kira agama yang dianut oleh rakyat Bhutan. Ternyata mereka sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan menggabungkannya dengan keseimbangan lingkungan. Kita pun harus belajar dari mereka untuk menjaga harmoni antara kehidupan manusia dan alam. Oh iya, sudahkah kamu menjaga kerukunan dengan sesama dan alam sekitar hari ini? Yuk, mari kita sama-sama berkontribusi untuk menjaga kedamaian dan keseimbangan di sekitar kita!