Rahasia Kebahagiaan Masyarakat China: Agama Mayoritas yang Wajib Kamu Ketahui!

Rahasia Kebahagiaan Masyarakat China

Halo pembaca, mungkin kalian penasaran dengan kebahagiaan masyarakat China yang terkenal kental dengan nilai-nilai tradisional dan agama mayoritasnya. Agama yang dimaksud adalah Taoisme dan saya akan menjelaskan mengenai agama tersebut. Bagi sebagian orang awam, mungkin agama ini masih terdengar asing di telinga. Tapi tahukah kamu, Taoisme adalah salah satu agama tertua di dunia yang memiliki banyak pengikut di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Yuk, kita simak bersama mengenai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat China dalam agama Taoisme.

Agama Mayoritas China

Agama Buddha, Konghucu, Taoisme, dan Kristen menjadi agama mayoritas di China selama berabad-abad. Sejak masuknya agama-agama tersebut, perkembangannya berubah dari waktu ke waktu.

Sejarah Agama Mayoritas di China

Pada masa Dinasti Han, agama Buddha masuk ke China dari India dan mulai menyebar secara luas di masyarakat. Namun, pengaruh Konghucu pada masa itu sangat kuat, membuat agama Buddha sulit menancapkan akar di China.

Pada masa Dinasti Tang, agama Buddha berkembang pesat di China. Raja-raja dan perdana menteri membangun kuil-kuil Buddha yang megah dan mendukung penyebarannya di seluruh negeri. Namun, pada akhir Dinasti Tang, agama Buddha mengalami kemunduran karena terjadinya konflik dengan Konghucu dan Taoisme.

Pada masa Dinasti Qing, agama Kristen datang ke China melalui para misionaris Katolik dan Protestan. Namun, agama Kristen tidak begitu mempengaruhi kebudayaan dan tradisi China.

Konghucu di China

Konghucu bukan agama seperti yang kita kenal di Barat, namun sistem filsafat dan moral yang sangat berpengaruh di China. Konghucu mengajarkan tentang tata cara hidup dan etika. Pada masa Dinasti Han, ajaran Konghucu menjadi ajaran resmi negara dan dipelajari oleh seluruh pegawai negeri.

Sampai sekarang, ajaran Konghucu masih dipegang teguh oleh masyarakat China. Ajaran ini menjadi dasar pendidikan di sekolah dan universitas, serta dijadikan sebagai pedoman dalam perilaku sehari-hari.

Perkembangan Agama Buddha di China

Agama Buddha merupakan agama terbesar kedua di China, setelah Konghucu. Perkembangan agama Buddha di China dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengaruh agama Tao dan tradisi China.

Sekarang, terdapat dua tradisi agama Buddha di China, yaitu Theravada dan Mahayana. Theravada merupakan tradisi Buddhisme yang berkembang di Sri Lanka dan Asia Tenggara, sedangkan Mahayana berkembang di India dan Asia Timur.

Di China, Mahayana lebih banyak dipraktikkan daripada Theravada. Mahayana mengajarkan tentang belas kasih dan pengampunan, serta mengajarkan praktik seperti meditasi dan puja. Di China, terdapat banyak kuil-kuil Buddha yang megah dan menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha.

Secara keseluruhan, agama-agama mayoritas di China memiliki peran yang penting dalam kebudayaan dan masyarakat setempat. Meskipun masing-masing agama memiliki ajaran dan praktik yang berbeda, namun mereka saling bercampur dan memberi pengaruh satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari kuil-kuil yang menyatukan tiga agama mayoritas di China, yaitu Kuil Lama, di kota Beijing.

Baca Juga:  Perpecahan-perpecahan lainnya terjadi terus terutama ketika terjadi perbedaan pemahaman tentang ...

Paham-Paham di Agama Mayoritas China

Theravada vs Mahayana

Theravada dan Mahayana adalah dua aliran utama dalam agama Buddha yang memiliki perbedaan dalam hal pandangan dan praktik keagamaan. Theravada lebih banyak dianut di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Myanmar, dan Sri Lanka, sedangkan Mahayana lebih banyak dianut di China, Korea, dan Jepang.

Perbedaan utama di antara keduanya terletak pada pemahaman mengenai ajaran Buddha. Theravada lebih mementingkan pengamalan Dhamma secara individual dan menekankan pada pemahaman mengenai Empat Kebenaran Mulia yang dianut oleh Buddha. Sedangkan Mahayana lebih mengutamakan penerjemahan ajaran Buddha ke dalam masyarakat dan mendorong pengamalan Dhamma secara kolektif atau berkelompok.

Praktik keagamaan di Theravada dan Mahayana juga berbeda. Theravada lebih cenderung melakukan meditasi Vipassana untuk mencapai pemahaman yang benar mengenai ajaran Buddha, sedangkan Mahayana lebih sering melakukan meditasi atau praktik ritual yang dimaksudkan untuk mengaktualisasikan kebijaksanaan Buddha. Namun, kedua aliran ini memiliki poin utama yang sama, yaitu mencapai Jalan Kebenaran dan mewujudkan Kebijaksanaan Buddha di dalam diri.

Filosofi Taoisme

Taoisme adalah sistem filosofis dan religius yang muncul di China pada sekitar abad ke-4 SM. Filosofi ini dipraktikkan sebagai cara untuk mencapai kesadaran dan pemahaman mengenai alam semesta dan diri sendiri. Filosofi Taoisme dipengaruhi oleh ajaran-ajaran dari tokoh-tokoh yang taat agama seperti Laozi dan Zhuangzi.

Prinsip dasar filosofi Taoisme adalah Tao, yang dapat diterjemahkan sebagai Jalan atau Prinsip Universal. Taoisme mengajarkan bahwa segala sesuatu di dunia ini diatur oleh prinsip-prinsip universal, dan bahwa kita harus mematuhi prinsip-prinsip ini jika ingin mencapai kebahagiaan dan keselarasan dalam hidup. Agama Taoisme juga melibatkan praktik-praktik penyembahan terhadap para dewa dan nenek moyang.

Ajaran Konghucu

Ajaran Konghucu atau Konfusianisme adalah sistem filosofis dan moral yang berasal dari China. Ajaran Konghucu tidak hanya tentang agama, namun juga menjelaskan tentang cara hidup yang benar. Ajaran Konghucu mencakup konsep-konsep seperti Jian (toleransi), Ren (cinta kasih), dan Li (etika).

Jian adalah konsep yang mendorong individu untuk menghargai pendapat dan pandangan orang lain, serta menghindari melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Ren menekankan pada pentingnya mencintai dan menghormati orang di sekitar kita, bahkan jika mereka adalah orang yang berbeda dari kita. Sementara itu, Li menekankan pada nilai-nilai moral dan etika yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain konsep-konsep tersebut, ajaran Konghucu juga mengajarkan pentingnya menempatkan keluarga sebagai unit sosial yang terpenting, serta pentingnya sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Kunci dari ajaran Konghucu adalah menciptakan harmoni dalam masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai etis dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Keberadaan Agama-agama Minoritas di China

Meskipun agama mayoritas di China adalah Taoisme dan Buddha, namun terdapat banyak agama-agama minoritas yang dianut oleh masyarakat China. Agama-agama minoritas ini membentuk keanekaragaman budaya dan kepercayaan di China serta memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa agama minoritas yang ada di China.

Baca Juga:  Wajib Tahu, Ini Tugas dan Fungsi Pengadilan Agama yang Perlu Kamu Ketahui!

Islam di China

Islam pertama kali diperkenalkan di China pada abad ke-7 oleh para pedagang Arab yang berdagang di China. Pada saat ini, terdapat sekitar 22 juta Muslim di China dan sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah Xinjiang dan Ningxia. Mayoritas umat Muslim di China mengamalkan aliran Sunni, namun terdapat pula umat Muslim yang mengamalkan aliran Syiah dan Sufi.

Di China, umat Muslim diakui sebagai suku minoritas yang telah mendapatkan perlindungan penuh dari pemerintah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China dituduh melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia terhadap umat Muslim, terutama di wilayah Xinjiang.

Kekristenan di China

Kekristenan pertama kali diperkenalkan di China pada abad ke-7 oleh misionaris Nestorian dari Timur Tengah. Saat ini, terdapat sekitar 68 juta orang Kristen di China dan mayoritas dari mereka termasuk ke dalam aliran Katolik atau Protestan. Meskipun semakin banyak orang Kristen di China, namun pemerintah China masih memandang ajaran Kristen sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Pada tahun 2018, pemerintah China melarang penjualan Alkitab secara online dan meminta gereja-gereja untuk mengadopsi ajaran yang sesuai dengan nilai-nilai sosialis. Hal ini telah memicu protes dari orang Kristen di China dan juga di luar China.

Agama-aliran Baru di China

Selain agama mayoritas dan agama-agama minoritas yang sudah lama ada, saat ini mulai bermunculan agama-aliran baru di China seperti Falun Gong dan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Falun Gong adalah ajaran meditasi dan olahraga yang diajarkan oleh Li Hongzhi pada tahun 1992. Meskipun sempat populer di awal 2000-an, namun sejak 1999 ajaran ini dilarang oleh pemerintah China.

Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah sekte yang didirikan pada tahun 1992 oleh Zhao Weishan dan masih dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah China. Ajaran sekte ini merupakan campuran dari ajaran agama-agama seperti Kristen dan Taoisme.

Meskipun pemerintah China seringkali menentang ajaran agama minoritas, namun keberadaan agama minoritas ini tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat China. Keanekaragaman agama dan kepercayaan di antara masyarakat China selalu menjadi salah satu keunikan dari sosial dan budaya mereka, yang juga mempercantik tatanan kehidupan mereka.

Ya gitu deh, itu dia rahasianya masyarakat China yang bikin mereka bisa bahagia terus. Buat kamu yang penasaran atau bahkan kepikiran untuk explore lebih dalam soal agama yang mayoritas dipeluk di negeri Tirai Bambu tersebut, coba deh cari tahu sendiri. Ngga cuma bisa bikin pengetahuanmu makin luas, kita juga jadi bisa ngerti-ngerti sedikit soal kepercayaan dan budaya orang lain. Jangan lupa juga untuk menyebarluaskan ilmu yang baru kamu dapetin ke teman-temanmu ya! Siapa tau dengan berbagi, kita justru bisa bikin dunia ini jadi lebih harmonis dan damai.