Selama ini, masyarakat dunia mungkin mengira bahwa mayoritas penduduk di Lebanon beragama Islam. Namun, fakta yang mungkin kurang banyak diketahui adalah bahwa mayoritas penduduk di negara Timur Tengah ini sebenarnya beragama Kristen. Perbedaan agama tidak menjadi masalah besar di Lebanon dan kedua agama hidup berdampingan dengan cukup harmonis. Bagaimana kisah selengkapnya? Simak di artikel ini.
Agama Mayoritas di Lebanon
Sejarah Agama di Lebanon
Lebanon adalah negara yang memiliki keanekaragaman agama yang tinggi. Selain Islam dan Kristen, terdapat pula agama Druze dan Yahudi yang turut memengaruhi perkembangan agama di Lebanon.
Sejarah agama di Lebanon dimulai dari zaman kuno, dimana banyak bermunculan pemeluk agama yang berbeda-beda, diantaranya adalah judaisme, kristen, paganisme, dan islam yang masuk ke wilayah Asia Barat melalui penjajahan Ottoman di abad ke-16.
Saat ini, Lebanon dikenal sebagai negara yang terdiri dari mayoritas penduduk Islam dan Kristen. Meski begitu, toleransi antar agama di Lebanon sangatlah baik dan penduduknya mampu hidup dalam damai dan saling menghargai.
Agama Mayoritas
Di Lebanon, mayoritas penduduknya memeluk agama Islam dan Kristen. Islam lebih banyak dipeluk oleh Sunni yang merupakan sebagian besar populasi muslim di Lebanon. Sedangkan Kristen mayoritas adalah Maronit.
Agama Kristen sendiri memiliki beberapa division seperti Katolik, Orthodox, dan Protestan. Warga Lebanon yang tidak memeluk agama Islam maupun Kristen termasuk dalam agama Druze dan Bahá’í. Meskipun agama yang mereka anut tidak terlalu besar jumlah penganutnya, mereka tetap mendapatkan tempat yang dihormati di negara ini.
Toleransi Agama di Lebanon
Lebanon terkenal dengan toleransi agama yang tinggi diantara penduduknya. Walau mayoritas penduduk memeluk agama Islam dan Kristen, mereka masih tetap hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai hak-hak masing-masing.
Hal ini terlihat dari adanya struktur politik di Lebanon yang mengutamakan prinsip keberagaman dan keseimbangan agama. Contohnya yaitu Pemerintahan Lebanon memiliki posisi politik, seperti presiden atau ketua parlemen, yang ditetapkan berdasarkan agama pemegang posisi tersebut, agar keberagaman agama di Lebanon tetap terjaga.
Saat perayaan Natal dan Idul Fitri tiba, tidak jarang umat muslim dan kristen saling mengirimkan ucapan selamat dan berbagi makanan khas yang kemudian dinikmati bersama-sama. Hal ini menjadi bukti konkret betapa tingginya toleransi agama di negara ini.
Toleransi agama yang begitu baik di Lebanon seringkali menjadi contoh dan teladan bagi negara-negara di Timur Tengah untuk tetap menjaga dan merayakan keberagaman agama yang mereka miliki.
Islam dan Kristen di Lebanon
Islam Sunni di Lebanon
Islam Sunni adalah agama mayoritas kedua di Lebanon setelah Kristen Maronit. Meskipun jumlah Muslim Sunni lebih sedikit dibandingkan Muslim Syiah, namun Sunni memiliki pengaruh yang besar di Lebanon terutama dalam hal politik. Terdapat sekitar 27% warga Lebanon yang memeluk agama Islam Sunni. Sunni di Lebanon memiliki perbedaan dengan Sunni Arab dan Sunni Turki dalam hal keyakinan dan praktik keagamaan.
Sebagian besar pemeluk Islam Sunni di Lebanon berada di kota-kota besar seperti Beirut, Tripoli dan Sidon. Terdapat beberapa kelompok Sunni yang militan dan semakin aktif di Lebanon seperti Fatah al-Islam dan Jund al-Sham.
Kristen Maronit di Lebanon
Kristen Maronit adalah agama mayoritas di Lebanon, mereka memeluk agama Kristen dengan rite Othodox. Kristen Maronit memiliki pengaruh yang kuat di politik dan banyak hal penting yang mempengaruhi negara berkaitan dengan Kristen Maronit. Kristen Maronit di Lebanon juga dikenal akan usahanya dalam bidang sosial, pendidikan dan kesehatan.
Sebagian besar Kristen Maronit tinggal di pegunungan Lebanon. Mereka mempunyai kebudayaan yang unik dan bahasa mereka yang dikenal dengan “Syriac Maronite”. Kristen Maronit di Lebanon juga doppel-suku seperti Tareef Saaed Ghosn yang menjabat sebagai menteri dalam pemerintahan Najib Mikati.
Toleransi dalam Agama Islam dan Kristen di Lebanon
Walaupun Islam dan Kristen adalah agama mayoritas di Lebanon, namun toleransi dalam kedua agama ini sangat dijunjung tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh umat Islam dan Kristen untuk membantu saudaranya yang kesulitan. Toleransi ini juga terlihat dari banyaknya gereja dan masjid yang berdiri berdampingan di Lebanon.
Salah satu contoh toleransi itu adalah saat terjadinya gempa bumi di Lebanon tahun 2020, dimana banyak kelompok Islam dan Kristen bekerja sama untuk membantu korban bencana. Selain itu, kedua agama ini juga seringkali berkunjung ke tempat ibadah satu sama lain untuk menghormati dan saling memahami.
Agama Lain di Lebanon
Lebanon memiliki mayoritas penduduk yang memeluk agama Islam dan Kristen. Namun, ada beberapa agama minoritas yang juga ada di Lebanon dan memiliki pengaruh di sebagian wilayahnya.
Druze
Druze adalah agama kecil yang terdapat di Lebanon yang juga memiliki pengaruh politik. Agama Druze memiliki beberapa kesamaan dengan Islam dalam ritual, namun sebenarnya mereka adalah agama yang berbeda dan memiliki kepercayaan yang berbeda pula.
Penganut agama Druze diperkirakan berjumlah sekitar 5% dari total populasi Lebanon. Agama Druze ini bersifat tertutup, sehingga tidak mudah bagi orang luar untuk bergabung dan memahami kepercayaannya. Namun, agama Druze ini cukup mempengaruhi kehidupan politik di Lebanon. Salah satu pemimpin politik Druze yang terkenal adalah Walid Jumblatt.
Agama Yahudi di Lebanon
Agama Yahudi di Lebanon merupakan agama minoritas yang jumlah penganutnya sangat sedikit dan tidak mempengaruhi politik di Lebanon. Menurut penelitian, jumlah penganut agama Yahudi di Lebanon hanya berkisar antara 50 hingga 200 orang. Terdapat satu Sinagoge Yahudi di Beirut dan beberapa makam di dekat Sidon yang berkaitan dengan peristiwa sejarah Yahudi.
Pada zaman kuno, Lebanon diketahui menjadi salah satu pusat agama Yahudi di wilayah Timur Tengah. Seiring waktu, agama Yahudi di Lebanon semakin berkurang jumlah penganutnya. Namun, agama Yahudi masih dihargai dalam kehidupan beragama di Lebanon dan dianggap sebagai komunitas kecil yang layak dihormati.
Toleransi terhadap Agama Minoritas
Lebanon dikenal sebagai negara yang toleran terhadap keragaman agama. Meskipun mayoritas penduduk memeluk agama Islam dan Kristen, hal ini tidak mempengaruhi toleransi terhadap agama minoritas seperti Druze dan Yahudi. Bahkan dalam pemilihan umum, Druze dan Yahudi memiliki hak pilih yang sama dengan agama mayoritas.
Kebijakan negara Lebanon menjamin hak-hak asasi minoritas agama dan hak untuk beribadah di tempat suci mereka. Selaras dengan hal ini, agama Druze dan Yahudi dihargai dan diberikan pengaruh meski jumlah pengikutnya sedikit.
Jadi, kita belajar bahwa Lebanon mungkin merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki mayoritas agama bukan Muslim. Ternyata, Kristen lah agama yang dominan di negara tersebut. Hal ini mungkin menjadi kabar baik bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi kota Beirut, karena mereka bisa melihat dengan sendirinya keberagaman budaya dan agama yang ada di sana. Mari kita terus menghargai keberagaman di dunia ini dan menunjukkan rasa toleransi satu sama lain, apapun agama atau keyakinan yang kita miliki. Saling menghormati dan bekerja sama dalam mewujudkan perdamaian dunia harus menjadi tindakan nyata yang kita semua lakukan.