Halo pembaca setia, apakah kalian penasaran dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang? Selain dikenal dengan teknologi canggih dan wisata yang menakjubkan, Jepang juga memiliki tradisi dan kebiasaan yang sangat unik dan menarik untuk dijelajahi. Di antara banyaknya agama yang ada di Jepang, apakah agama yang diminati oleh masyarakatnya? Dalam artikel ini, mari kita simak kebatinan dan kebiasaan unik yang terkait dengan agama Jepang yang semakin populer di kalangan dunia internasional.
Agama Orang Jepang
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan setiap masyarakat, termasuk di Jepang. Agama dipercaya sebagai landasan etis dan moral, serta dimaksudkan untuk membantu orang mencapai keselamatan dan kesejahteraan spiritual. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai agama yang dianut oleh orang Jepang dan sejarah agama di Jepang.
Sejarah Agama di Jepang
Jepang memiliki kemajuan yang lambat dalam agama, yang didominasi oleh dua agama yaitu Shinto dan Buddha. Shinto adalah agama asli Jepang yang mengagungkan berbagai dewa dan kekuatan alam. Sementara Buddha masuk ke Jepang pada abad ke-6 Masehi dan terus berkembang hingga saat ini.
Berbagai agama lain kemudian bermunculan di Jepang seperti di antaranya Konfusianisme, Taoisme, Kristen, dan Islam. Namun, agama-agama tersebut hanya memiliki pengikut yang sedikit dan minoritas di Jepang.
Pada saat Perang Dunia II, Jepang mendapat banyak pengaruh dari Barat, termasuk dalam hal agama. Sejak saat itu, agama Kristen, Islam, dan agama lainnya bertambah banyak pengikutnya di Jepang.
Agama yang Dianut oleh Orang Jepang
Di Jepang, mayoritas penduduk mengidentifikasi diri sebagai agama Shinto, dengan persentase sekitar 70-80%. Penganut agama ini mempercayai adanya berbagai dewa yang dianggap sebagai pemilik alam dan kejadian di dalamnya.
Sementara itu, agama Buddha juga memiliki pengikut yang signifikan di Jepang, sekitar 65% penduduk Jepang diakui sebagai penganut Buddha atau memiliki pengaruh Budisme dalam kehidupannya. Agama Buddha mengajarkan tentang penghapusan keinginan dan pencapaian kesadaran yang lebih tinggi melalui meditasi.
Selain Shinto dan Buddha, agama Kristen juga diakui dan tersebar di Jepang dengan persentase sekitar 2% dan Islam hanya sekitar 0,1% penduduk di Jepang yang menganutnya.
Perbedaan Budaya dan Agama Jepang dengan Dunia Barat
Jepang memiliki budaya dan agama yang berbeda dengan dunia Barat. Agama dan budaya Jepang lebih mengutamakan harmoni dan kesederhanaan. Sedangkan di Barat, agama dan budaya cenderung lebih menonjolkan individualitas dan menghargai pencapaian secara pribadi.
Hal ini dapat terlihat dalam pendekatan Jepang dalam hal agama. Orang Jepang lebih menghargai keharmonisan antara peribadatan dan kehidupan sehari-hari, sementara di Barat agama sering kali dianggap sebagai hal yang terpisah dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ada perbedaan dalam pemujaan orang mati, di mana agama Shinto di Jepang memuja orang mati mereka sendiri, sementara di agama Kristen dan Islam, umat memuja satu Tuhan.
Agama menjadi salah satu aspek yang penting dalam kehidupan orang Jepang. Sementara sebagian besar penduduk memeluk agama Shinto dan Buddha, tetapi di Jepang juga terdapat agama lain seperti agama Kristen dan Islam. Dalam menyikapi agama, orang Jepang lebih menekankan keharmonisan dan kesederhanaan, yang juga tercermin dalam budaya mereka.
Agama Orang Jepang: Shinto dan Buddha
Shinto
Shinto adalah agama asli Jepang yang menempatkan kepercayaan pada kekuatan alam, roh, dan leluhur. Kebudayaan Shinto sangat terkait dengan kebudayaan Jepang itu sendiri, karena dipercaya bahwa semua yang ada di sekitar kita memiliki kekuatan spiritual yang dapat mempengaruhi hidup manusia. Oleh karena itu, Shinto sering dihubungkan dengan praktik keagamaan dan adat istiadat Jepang.
Konsep yang mendasari Shinto adalah kepercayaan akan kehadiran roh atau kami yang hidup di dalam alam semesta. Notabene, Shinto adalah agama politeistik, dan setiap dewa atau roh diberi penghargaan dan tempat ibadah mereka masing-masing. Hal ini tercermin dalam keberadaan banyak kuil dan juga kebudayaan Jepang yang penuh dengan simbol-simbol, seperti shimenawa (tali suci) dan torii (gerbang suci).
Shinto juga sering dihubungkan dengan perayaan Jepang, seperti Upacara Coming-Of-Age dan Upacara Panen, serta dikenal karena memiliki banyak festival khas, seperti Upacara Mengirim Balon (Hirakawa Tenjin Festival) dan Festival Api (Nebuta Matsuri). Festival-festival tersebut sering diadakan untuk memuliakan para dewa dan roh, serta mendapatkan perlindungan dari mereka.
Buddha
Buddha merupakan agama yang berasal dari India dan masuk ke Jepang pada abad ke-6 Masehi. Agama Buddha sangat mempengaruhi kebudayaan dan kehidupan spiritual orang Jepang. Hal ini tercermin dalam banyak praktik keagamaan di Jepang yang memadukan ajaran Buddha dan Shinto, seperti dalam perayaan O-Bon.
Pemerintah Jepang pada abad ke-8 juga memperkenalkan oshi (santri) ke Jepang dan mulai membangun kuil. Mulai dari zaman Heian hinggalah zaman Edo, kuil-kuil Buddha dibangun, dan setiap kuil didedikasikan kepada salah satu Buddha utama seperti Amitabha, dewa empunya maha nirvana.
Tidak seperti Shinto, orang Jepang yang memeluk agama Buddha mengambil pendekatan yang lebih individu dan penekanannya pada kultivasi diri. Orang yang mengikuti agama Buddha di Jepang sering melakukan zazen (meditasi duduk), dan setiap tahun pada tanggal 8 April terdapat festival Buddha yang disebut Hanamatsuri yang biasanya dirakan di kuil-kuil Buddha.
Ketika agama Buddha diperkenalkan ke Jepang, sebagian besar penganut agama asli Jepang, yaitu Shinto, merasa sulit untuk memisahkan ajaran Buddha dengan praktik spiritual mereka sendiri karena keduanya memiliki beberapa kesamaan, termasuk keyakinan pada keberadaan roh dan kekuatan alam. Oleh karena itu, banyak pengikut Buddha yang memperbolehkan penggunaan tradisi Shinto dalam praktik keagamaan mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, agama Buddha sering kali terkait dengan perayaan tradisional, seperti Shogatsu (Tahun Baru Jepang) dan O-Bon (peringatan dan penghormatan kepada arwah nenek moyang). Kuil-kuil Buddha juga sering dijadikan tempat istirahat dan pertemuan, serta menjadi tempat menyimpan tulang-tulang para leluhur.
Dalam sebuah negara yang pluralistik seperti Jepang, Shinto dan Buddha keduanya dipandang sebagai bagian penting dari budaya dan kehidupan spiritual orang Jepang. Meskipun terdapat perbedaan antara keduanya, Shinto dan Buddha terus bertahan sebagai dua agama yang mendasari budaya dan kepercayaan orang Jepang.
Agama Kristen di Jepang
Agama Kristen masuk ke Jepang pada abad ke-16 melalui para misionaris Katolik yang berasal dari Portugis, Spanyol, dan Italia. Namun, agama ini mengalami masa-masa sulit selama periode isolationisme Jepang pada abad ke-17 yang membuat aktivitas ajaran Katolik dilarang dan umat Kristen ditindas.
Setelah periode isolationisme berakhir pada pertengahan abad ke-19, ajaran Kristen mulai merambah kembali ke Jepang. Pada saat ini, ajaran Protestan juga masuk ke Jepang dan memperoleh simpati warga Jepang. Seiring berjalannya waktu, jumlah pengikut agama Kristen di Jepang semakin meningkat.
Saat ini, terdapat beberapa denominasi Kristen di Jepang, seperti Katolik, Ortodoks, Protestan, dan lainnya. Beberapa gereja yang terkenal di Jepang misalnya Gereja Katedral Santo Maria, Gereja Suci Injil, dan Gereja Baptis Fukuin.
Agama Islam di Jepang
Agama Islam mulai menyebar di Jepang pada awal abad ke-20, ketika beberapa mahasiswa Jepang mendapatkan beasiswa di negara-negara Muslim, seperti Mesir dan Turki. Ketika para mahasiswa tersebut kembali ke Jepang, mereka membawa ajaran Islam dan mulai memperkenalkannya pada warga Jepang.
Selain itu, keikutsertaan Jepang dalam Perang Dunia II juga membawa imigran dari negara-negara Muslim ke Jepang yang membantu penyebaran ajaran Islam. Meskipun jumlah pengikut Islam di Jepang tidak sebanyak agama-agama lainnya, seperti Shinto dan Buddha, namun mereka memiliki kelompok yang cukup aktif seperti Islamic Center Japan dan Japan Muslim Association.
Agama-agama Lainnya
Selain agama-agama utama yang terdapat di Jepang, ada beberapa agama lain yang juga memiliki pengikut di negara ini. Salah satunya adalah Hindu, yang umumnya diikuti oleh para imigran asal India dan Nepal. Terdapat beberapa kuil Hindu di Jepang, misalnya adalah Kuil Hindu Champaran di Tokyo dan Kuil Saraswati di Osaka.
Sikh juga memiliki pengikut di Jepang yang umumnya adalah para imigran asal India. Mereka memiliki beberapa gurdwara di Jepang, seperti Gurdwara Sahib Tokyo, Gurdwara Guru Nanak Darbar di Chiba, dan Gurdwara Guru Nanak Darbar di Osaka.
Bagi warga asing yang ingin beribadah di Jepang, biasanya tidak sulit untuk menemukan tempat ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Kebanyakan tempat ibadah ini tersebar di area metropolitan Tokyo, Osaka, dan Nagoya.
Gimana? Seru banget kan belajar tentang tradisi dan kebiasaan unik orang Jepang? Selain bisa bikin kita menghargai budaya mereka, ada banyak pelajaran dan inspirasi yang bisa diambil dari agama mereka, baik itu Shinto maupun Buddhism. Kita bisa belajar tentang rasa syukur, kerendahan hati, dan sikap pemaaf yang sangat kental dalam kebudayaan mereka.
Yuk, coba deh kalian terapkan beberapa nilai dan tradisi tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita. Mungkin kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan menjalani hidup dengan lebih berarti. Dan jangan lupa juga untuk tetap melestarikan dan menghargai budaya tanah air kita ya!
Terima kasih sudah membaca artikel ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya!