Salam pembaca setia! Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang agama yang dianut oleh Raja-raja Majapahit? Sekarang, kisah tersebut akan terungkap! Ternyata, agama yang dianut oleh para raja di masa lalu ternyata berbeda-beda yang pasti akan membuat kamu terkejut ketika mengetahuinya. Yuk, jangan sampai terlewatkan informasi menarik ini!
Agama yang Dianut Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia, yang berhasil memperingati kejayaan agama Hindu-Buddha pada masa lalu. Agama Hindu-Buddha menjadi pengaruh utama bagi kebudayaan dan kehidupan di kerajaan ini.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
Pada abad ke-13, kawasan Jawa dipenuhi pertempuran dan perang saudara yang berkepanjangan. Raja Jayakatwang berhasil merebut kekuasaan Majapahit dari kerajaan Singosari setelah mengalahkan Kertanagara, raja Singosari yang tewas dalam pertempuran saudara. Namun, seorang pemimpin militer bernama Raden Wijaya menggulingkan kekuasaan Jayakatwang dan membangun Kerajaan Majapahit pada tahun 1294.
Pokok-pokok Ajaran Hindu-Buddha
Agama Hindu-Buddha yang dianut di Kerajaan Majapahit memiliki pokok-pokok ajaran yang menjadi pedoman bagi kehidupan beragama. Yang pertama, adanya kepercayaan pada Tuhan dan semesta alam. Kedua, pentingnya pemberian nilai pada persaudaraan dan hubungan sesama manusia. Ketiga, mengajarkan tentang pentingnya melakukan tindakan baik sepanjang hidup serta karma sebagai dasar dari kehidupan manusia.
Perjalanan Agama Hindu-Buddha
Agama Hindu-Buddha yang dianut di Kerajaan Majapahit mengalami pengaruh dari kerajaan Hindu-Buddha di India, seperti pengaruh kepercayaan pada Siwa-Budha, karma, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, agama Hindu-Buddha juga mempengaruhi kebijakan pemerintahan Sumpah Palapa dan wawasan nusantara. Selain itu, agama ini juga mempengaruhi khazanah sastra dan filsafat, seperti geguritan, kakawin, pupuh, sejarah, dan beberapa karya sastra keagamaan lainnya.
Penerapan Agama Hindu-Buddha pada Masyarakat Majapahit
Penyebaran Agama Hindu-Buddha
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Majapahit merupakan pusat pengembangan agama Hindu-Buddha di Indonesia. Pada awalnya, agama ini dianut oleh raja-raja Hindu yang memerintah di Nusantara. Namun, pada masa pemerintahan Majapahit, agama Hindu-Buddha terus dikembangkan melalui pembangunan bangunan-bangunan candi, patung-patung, scrip-scrip dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Selain itu, di dalam sistem pendidikan, agama ini diajarkan untuk menyebarkan ajarannya.
Dalam rangka menjaga stabilitas kerajaan, raja-raja Majapahit juga membuat aturan-aturan untuk memperkuat agama Hindu-Buddha. Salah satu contohnya adalah aturan yang mengharuskan setiap perayaan keagamaan dilakukan dengan cara yang benar-benar murni, tidak boleh tercampur dengan agama lain yang tidak sesuai dengan keyakinan Hindu-Buddha.
Pengaruh Agama Hindu-Buddha pada Kehidupan Sehari-hari
Agama Hindu-Buddha memberikan pengaruh yang sangat besar pada kegiatan sehari-hari masyarakat Majapahit, mulai dari kesenian, bahasa, dan budaya. Salah satu kesenian yang sangat populer di masa itu adalah tari. Bentuk tariannya pun sangat kental dengan nuansa keagamaan Hindu-Buddha, antara lain tarian Ramayana, Mahabharata, dan tari-tari yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Selain itu, agama Hindu-Buddha juga sangat berpengaruh dalam sistem sosial masyarakat Majapahit. Misalnya dalam pemilihan raja, di mana raja dipilih berdasarkan dinasti atau keturunan kerajaan yang sebelumnya telah ada. Adat istiadat seperti pembagian warisan dan penempatan jabatan di istana juga dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Buddha.
Agama Hindu-Buddha juga mempunyai peran yang sangat penting dalam upacara keagamaan masyarakat Majapahit. Upacara keagamaan seperti Hari Raya Waisak dan Hari Raya Galungan merupakan contoh dari perpaduan ajaran Hindu dan Buddha yang diterapkan di masyarakat Majapahit.
Transformasi Agama Hindu-Buddha menjadi Islam
Pada akhirnya, agama yang dianut oleh Kerajaan Majapahit berubah ketika Hayam Wuruk, raja terbesar di Majapahit, memeluk agama Islam. Namun, perubahan ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui serangkaian proses yang panjang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut, seperti adanya perdagangan dan hubungan diplomatik dengan pedagang dari Timur Tengah yang membawa ajaran Islam.
Seiring berjalannya waktu, agama Islam semakin banyak dianut oleh masyarakat Jawa dan berkembang hingga pada akhirnya menjadi agama mayoritas di Indonesia. Namun, bukan berarti ajaran Hindu-Buddha telah hilang dari masyarakat Indonesia. Masih banyak terdapat peninggalan-peninggalan sejarah dan bangunan-bangunan candi yang menjadi bukti kejayaan agama Hindu-Buddha di masa lalu.
Conclusion:
Agama Hindu-Buddha mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam kehidupan sosial, budaya dan agama di Majapahit. Ajaran ini diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti kesenian, bahasa dan upacara keagamaan. Meskipun saat ini ajaran agama Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia, namun peranan agama Hindu-Buddha dalam pembentukan sejarah dan budaya Indonesia tetap sangat penting dan harus dijaga keberadaannya.
Gimana, kaget gak dengan agama yang dianut Raja Majapahit? Siapa sangka kalau raja yang hebat tersebut sebenarnya memeluk agama Hindu sepanjang hidupnya. Tentunya, ini bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mudah men-judge seseorang dari agamanya. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjalin hubungan baik dengan setiap orang, tanpa terkecuali. Ayolah, mari kita belajar untuk saling menerima perbedaan dan menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang semakin plural ini. Jangan lupa untuk share artikel ini ke teman-teman kamu ya!