Halo sahabat Budha, kamu pasti sudah tidak asing dong dengan yang namanya “Hari Besar Keagamaan Umat Buddha”. Agama ini memiliki sejumlah hari penting yang tentunya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Mulai dari Hari Raya Waisak, Hari Raya Asalha Puja, hingga Hari Raya Loy Krathong. Hari-hari besar ini memiliki makna dan keunikan tersendiri. Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas 7 Hari Besar Keagamaan Umat Buddha yang wajib kamu ketahui! Yuk, simak artikel ini hingga selesai!
Hari Besar Keagamaan Umat Buddha Antara Lain
Umat Buddha memiliki beberapa hari besar keagamaan yang diperingati setiap tahunnya. Saat perayaan, umat Buddha melakukan kegiatan dan ritual tertentu. Berikut adalah beberapa hari besar keagamaan umat Buddha yang dijelaskan secara singkat.
Hari Waisak
Hari Waisak diperingati oleh umat Buddha di seluruh dunia sebagai perayaan kelahiran, pencerahan, dan wafat Sang Buddha. Hari tersebut jatuh pada hari purnama pada bulan vesak atau waisak dan biasanya dirayakan pada bulan Mei. Pada hari ini, umat Buddha melakukan kegiatan seperti ziarah ke stupa, menyanyikan sutra, dan meditasi. Di Indonesia, perayaan Waisak menjadi salah satu hari libur nasional.
Penyelenggaraan perayaan waisak di Indonesia juga dilakukan oleh organisasi keagamaan Buddha, seperti Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) dan Parisada Buddhist Indonesia (Walubi). Perayaan ini biasanya dipusatkan di Vihara Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, yang merupakan salah satu situs warisan budaya dunia. Selain itu, perayaan Waisak juga dilakukan di Vihara Buddha Jayanti, Jakarta, dan vihara-vihara lainnya di seluruh Indonesia.
Hari Kenaikan Buddha
Hari Kenaikan Buddha diperingati oleh umat Buddha pada tanggal 8 bulan ke-4 dalam kalender lunar. Perayaan ini memperingati saat Sang Buddha menuju ke surga setelah wafatnya. Umat Buddha melakukan peribadatan, seperti menyanyikan sutra dan melakukan meditasi pada saat ini. Namun, perayaan ini tidak sepopuler Waisak.
Hari Asadha Purnima
Hari Asadha Purnima jatuh pada bulan Juni atau Juli dan diperingati sebagai hari penting dalam agama Buddha. Pada hari ini, umat Buddha memperingati gaya hidup dharma yang dijalani oleh Sang Buddha selama enam tahun sebelum mencapai pencerahan. Umat Buddha melakukan ziarah ke stupa, menyanyikan sutra, dan melakukan meditasi untuk memperingati ulang tahun Sang Buddha. Perayaan ini juga dilakukan di India dan Nepal, tempat kelahiran Sang Buddha.
Itulah beberapa hari besar keagamaan umat Buddha yang diperingati setiap tahunnya. Setiap hari besar memiliki makna yang berbeda dan salah satu fokus utama dalam perayaan adalah melakukan peribadatan dan meditasi. Semoga dengan memperingati hari besar keagamaan ini, umat Buddha dapat memahami ajaran Sang Buddha dan memperkuat iman dan keyakinan mereka.
Simbol-Simbol Agama Buddha
Bhodi Tree
Bhodi Tree atau pohon beringin adalah pohon keramat bagi umat Buddha. Pohon ini menjadi tempat terjadinya pencerahan Sang Buddha. Menurut sejarah, pada tahun 528 SM, Sang Buddha duduk di bawah pohon Bhodi selama 49 hari dan mencapai pencerahan. Pencapaian ini membuat Buddha menemukan kesadaran penuh tentang kebenaran alam semesta dan mengenai perilaku yang tepat dalam kehidupan.
Bhodi Tree dianggap sebagai simbol dari kesadaran spiritual dan kebijaksanaan. Pohon beringin sering digunakan sebagai lambang kesuburan, ketenangan, dan perlindungan. Bhodi Tree juga dianggap sebagai tempat suci untuk bermeditasi dan memeberikan keberkahan bagi orang yang berdoa di bawahnya.
Stupa
Stupa adalah salah satu struktur keagamaan utama bagi umat Buddha. Struktur ini memiliki bentuk hemisfer atau kubah dengan puncak tertutup oleh tiga tingkat payung. Stupa menjadi lambang perenungan dan keberanian dalam melaksanakan ajaran Sang Buddha. Konstruksi stupa terdiri dari beberapa bagian, yaitu pondasi, tubuh, dan bumbungan.
Makna filosofis dari stupa adalah mewakili kosmos dalam bentuk mikrokosmos. Hal ini menunjukkan bahwa isi stupa adalah gambaran dari alam semesta, yang terdiri dari lima elemen (pemikiran, perasaan, penglihatan, penciuman, dan perabaan). Stupa dipercayai memiliki kekuatan spiritual yang mampu menenangkan dan melindungi umat Buddha. Selain itu, stupa juga merupakan wujud penghormatan kepada Sang Buddha dan peringatan akan ajaran-ajaran beliau.
Dhammacakka
Dhammacakka adalah simbol dari ajaran delapan jalan mulia yang harus diikuti oleh umat Buddha agar mencapai kebahagiaan sejati dan moksa dari kesengsaraan. Simbol ini diwujudkan sebagai roda dengan delapan palang yang mewakili delapan jalan mulia. Palang tersebut melambangkan berbagai jenis kebajikan, seperti kebijaksanaan, moral, kesabaran, semangat, dan meditasi yang harus diperoleh oleh umat Buddha agar bisa mencapai kesempurnaan.
Dhammacakka sering digunakan sebagai lambang Buddhis dan dianggap sebagai simbol penting dalam perjalanan spiritual umat Buddha. Selain itu, Dhammacakka juga diartikan sebagai roda kehidupan, yang menunjukkan bahwa semua jenis kebahagiaan, penderitaan, dan karma adalah bagian dari siklus kehidupan manusia. Dengan menetapkan diri pada delapan jalan mulia, umat Buddha dapat mencapai kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara).
Jadi, itu dia 7 hari besar keagamaan umat Buddha yang penting untuk kamu ketahui! Pastikan kamu memperhatikan hari-hari ini dan mengambil waktu untuk merayakannya dengan cara yang baik. Banyak orang mengunjungi kuil atau pagoda di hari-hari ini, jadi kamu juga bisa mencoba mengunjunginya dengan teman-temanmu. Jangan lupa untuk menunjukkan rasa hormat dan menjaga etika di tempat-tempat suci ini. Mari kita semua menghargai dan memahami agama Buddha dengan lebih baik dan merayakan hari-hari besar bersama-sama!
Temukan lebih banyak informasi mengenai praktik umat Buddha di sekitarmu dan kembangkan rasa keberagamanmu. Ingatlah bahwa keberagaman adalah kekuatan kita dan mari kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain.