Halo pembaca setia, tahukah kamu bahwa agama yang kita anut saat ini, seperti Islam, Kristen, atau Hindu, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks sebelum akhirnya menjadi apa yang kita kenal saat ini. Begitu pula halnya dengan Muhammadiyah, agama yang merupakan kebanggaan bangsa Indonesia ini memiliki kondisi tersembunyi yang membentuknya sebelum akhirnya berdiri. Artikel kali ini akan membahas lebih dalam tentang kondisi tersebut agar kita bisa memahami sejarah Muhammadiyah secara lebih utuh lagi. Yuk, kita simak bersama-sama!
Kondisi Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dan Keagamaan Sebelum Muhammadiyah Berdiri
Situasi Sosial di Masyarakat
Pada masa sebelum Muhammadiyah berdiri, masyarakat Indonesia mayoritas masih hidup dalam tradisi dan kebiasaan yang sangat kental. Kebiasaan hidup bermasyarakat yang sangat menonjol adalah gotong royong. Orang secara bersama-sama menyewa buruh untuk mengerjakan sawah bersama-sama. Kebiasaan ini diwariskan dari generasi ke generasi dan masih terus berlangsung hingga kini.
Sistem pengetahuan masyarakat masih terbatas dan dipilih hanya dari sumber lokal. Kebijakan pendidikan pada masa itu hanya dilakukan oleh agama Hindu dan Buddha melalui biara-Biaranya. Meskipun sudah banyak sekolah di wilayah-wilayah perkotaan, penyaluran tenaga kerja hanya terbatas pada masyarakat kelas atas.
Sistem pendidikan lebih difokuskan pada pendidikan formal, tidak berorientasi pada keadilan sosial. Belum ada lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat untuk belajar. Hal ini membuat pembelajaran hanya terfokus pada masyarakat kelas atas dan kalangan elit.
Situasi Ekonomi dan Politik
Sistem ekonomi pada masa itu didominasi oleh pedagang besar yang memanipulasi harga. Hal ini membuat masyarakat biasa tidak bisa menikmati keuntungan dari hasil panennya sendiri. Masyarakat hanya menjadi penonton dan tidak memiliki kuasa dalam menentukan harga.
Sistem politik di negara masih berada di bawah kendali Belanda. Belanda menguasai kekuasaan politik di Indonesia dan sebagian masih menjalankan pemerintahan kolonial. Hal ini membuat Indonesia menjadi terkendali oleh sistem politik kolonial yang dijalankan oleh Belanda.
Sistem pendidikan pada masa itu digunakan untuk menghasilkan tenaga kerja untuk kaum elit. Belum ada lembaga pendidikan yang bisa memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk belajar. Pembelajaran hanya terfokus pada masyarakat kelas atas dan kalangan elit.
Situasi Budaya dan Keagamaan
Budaya yang dominan pada masa itu adalah budaya Hindu-Buddha, namun tetap ada pengaruh Islam. Kebiasaan menggunakan peralatan dan bahasa yang berasal dari India masih sangat kuat pada masa itu. Namun, pengaruh Islam mulai terasa di kalangan masyarakat pada masa itu. Pada masa itu, Masjid-masjid mulai didirikan dan cara beribadah mulai digalakkan.
Masyarakat memiliki kepercayaan dan praktik keagamaan yang berbeda-beda tergantung dari wilayah tempat tinggalnya. Beberapa tempat masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu keyakinan bahwa benda mati memiliki jiwa dan mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia. Sementara itu, beberapa tempat juga sudah mengenal pengajaran agama Islam.
Sebagian besar masyarakat masih belum mengenal Islam secara mendalam dan masih membaur dengan kebiasaan lokal. Hal ini membuat tawaran agama Islam sulit diterima oleh kalangan masyarakat. Namun, pengaruh Islam mulai terasa di kalangan masyarakat pada masa itu. Pada masa itu, Masjid-masjid mulai didirikan dan cara beribadah mulai digalakkan.
Faktor Pemicu Berdirinya Muhammadiyah
Munculnya Kesadaran Kaum Muslimin
Muhammadiyah lahir sebagai respons dari kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang Islam pada saat itu. Terdapat keinginan yang kuat untuk memurnikan ajaran Islam dari tradisi yang tidak sesuai syariat Islam serta menghilangkan pandangan masyarakat yang kurang baik terhadap Islam. Sebagai gerakan Islam yang moderat, Muhammadiyah membawa suatu solusi yang diterima oleh banyak orang dan menjadi salah satu jalan keluar untuk mewujudkan kemajuan Islam di Indonesia.
Kegelisahan Terhadap Masalah Sosial dan Kemanusiaan
Gerakan Muhammadiyah juga muncul sebagai bentuk kegelisahan terhadap situasi sosial masyarakat yang tidak sehat dan tidak adil. Kegelisahan tersebut tampak dari semangat untuk memperbaiki sisi sosial dan kemanusiaan. Muhammadiyah sendiri mempunyai tujuan untuk mencetak pribadi-pribadi Muslim yang bertanggung jawab dan aktif mengatasi masalah sosial kemanusiaan di masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Dukungan Masyarakat Muslim
Dalam proses perjuangan dan pengembangan gerakan Islam, Muhammadiyah juga mendapatkan dukungan besar dari masyarakat Muslim pada masa itu. Pada waktu pergerakan Muhammadiyah sedang berjuang, tidak sedikit di antara masyarakat yang merasakan dampak gerakan tersebut. Hal itu seringkali menimbulkan rasa solidaritas dan kebersamaan, sehingga tidak sulit bagi Muhammadiyah untuk memperoleh dukungan besar dari masyarakat Muslim. Dukungan tersebut didasari atas kepercayaan masyarakat bahwa Muhammadiyah mengusung ajaran Islam yang murni, sehingga menjadi gerakan Islam yang diakui oleh banyak orang.
Kita sekarang bisa melihat betapa banyak kondisi tersembunyi yang membentuk agama sebelum Muhammadiyah berdiri. Tapi itu hanya melukiskan sebagian kecil saja dari apa yang terjadi selama ribuan tahun dalam pengembangan agama tersebut dari masa ke masa. Sebagai orang-orang yang hidup di zaman modern dengan akses ke sumber daya yang tidak ada batasnya, mari kita berusaha untuk lebih memahami sejarah dan kondisi awal agama kita. Dengan begitu, kita dapat memahami lebih jauh mengenai rintangan dan penghambat yang perlu diatasi dalam memperjuangkan kebenaran di masa kini. Mari bersama-sama belajar dan terus memperkaya pengetahuan kita.
Jangan lupa juga untuk mempertahankan nilai-nilai dasar agama kita dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebab tanpa penghayatan yang kuat dari nilai-nilai tersebut, kita akan mudah terjebak dalam eksistensi yang sia-sia. Terakhir, mari kita berdoa untuk kebaikan dan kemajuan masa depan agama kita, serta seluruh manusia di dunia ini.