Agama Paling Banyak Dianut di Lebanon, Kamu Tebak Apa?

Agama Paling Banyak Dianut di Lebanon

Hai pembaca semua! Lebanon, sebuah negara kecil yang terletak di Asia Barat Daya, memiliki keberagaman agama yang cukup menarik. Salah satu agama yang paling banyak dianut di negara ini adalah agama Islam. Namun, tahukah kamu bahwa sebenarnya ada agama lain yang juga memiliki pengikut yang banyak di Lebanon? Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut!

Mayoritas Agama di Lebanon

Lebanon adalah sebuah negara di Timur Tengah yang memiliki banyak agama dan kepercayaan. Agama Islam dan Kristen merupakan agama resmi di negara ini, dan terdapat pula agama-agama minoritas seperti Druze. Meskipun agama Islam dan Kristen memiliki pengikut yang terbesar, namun toleransi dan persatuan di antara kepercayaan-kepercayaan berbeda di Lebanon sangat tinggi dan menjadi keunikan tersendiri bagi negara ini.

Sejarah Agama di Lebanon

Sejarah agama di Lebanon sendiri sangat beragam. Pada awalnya, agama yang dianut di wilayah ini adalah agama paganisme dan kepercayaan-kepercayaan tradisional lainnya. Namun, pada abad pertama Masehi, agama Kristen mulai masuk dan tumbuh subur di Lebanon. Pada abad ke-7 Masehi, Islam masuk ke Lebanon dan sebagian besar penduduk beralih menjadi Muslim. Setelah itu, agama agama lain seperti Druze dan Baha’i masuk ke Lebanon pada abad ke-19 Masehi. Hingga saat ini, agama-agama tersebut masih tetap bertahan di Lebanon.

Mayoritas Agama di Lebanon

Mayoritas penduduk di Lebanon menganut agama Islam dan Kristen, sementara agama-agama minoritas seperti Druze hanya mempunyai sedikit pengikut. Berikut adalah agama mayoritas di Lebanon:

1. Islam Syiah

Islam Syiah atau Islam Ja’fariyah merupakan agama mayoritas di Lebanon dan diikuti oleh sebagian besar penduduk Lebanon. Syiah menjadi agama mayoritas di wilayah selatan Lebanon.

2. Islam Sunni

Islam Sunni merupakan agama terbesar kedua di Lebanon setelah Islam Syiah. Mayoritas pengikut Islam Sunni tinggal dalam kawasan Beirut dan Tripoli.

3. Kristen Maronit

Kristen Maronit merupakan agama Kristen mayoritas di Lebanon dan menjadi kelompok Kristen terbesar di negara ini. Mayoritas pengikutnya berasal dari desa-desa gunung Lebanon.

Baca Juga:  "Wajib Tahu! Inilah 5 Contoh Pakaian Agama Khonghucu yang Harus Kamu Tahu"

4. Kristen Ortodoks

Kristen Ortodoks merupakan agama Kristen yang memiliki jumlah pengikut terbanyak kedua di Lebanon setelah Kristen Maronit. Mayoritas pengikutnya berasal dari wilayah pedesaan Bekaa.

5. Kristen Katolik Romawi

Kristen Katolik Romawi merupakan kelompok Kristen terbesar ketiga di Lebanon, yang diikuti oleh pengikut dari berbagai kelompok seperti Maronit, Ortodoks, dan Sunni.

6. Druze

Druze adalah agama kepercayaan minoritas yang terdapat di Lebanon dan hanya diikuti oleh sebagian kecil penduduk. Mayoritas pengikutnya berasal dari wilayah daerah Suriyah yang berbatasan dengan Lebanon.

Toleransi Beragama di Lebanon

Toleransi antar agama sangatlah tinggi di Lebanon. Negara ini menyatakan bahwa penduduknya adalah warga negara yang setara dalam hak dan kewajiban, tanpa membedakan agama, gender, atau kebangsaan. Hal ini tercermin dalam konstitusi Lebanon dan terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Bahkan, di kota Beirut terdapat rumah ibadah dari berbagai agama yang berdampingan secara damai, seperti masjid, gereja, dan kuil. Selain itu, Lebanon menjadi tempat suaka untuk orang-orang yang mengalami diskriminasi agama di negara asalnya.

Dalam kesimpulannya, mayoritas agama di Lebanon sekarang adalah Islam Syiah dan Sunni, dan Kristen Maronit, Ortodoks, dan Katolik Romawi serta agama minoritas Druze. Ketertiban agama yang beragam di Lebanon adalah hasil dari toleransi dan persatuan di antara kepercayaan yang berbeda. Di dalam kehidupan sehari-hari, negara ini menjunjung tinggi toleransi dan persatuan. Karena itu, Lebanon bisa menjadi contoh keberhasilan negara dalam menghormati perbedaan agama di negaranya.

Agama dan Politik di Lebanon

Sistem Politik Berdasarkan Agama

Di Lebanon, sistem politiknya didasarkan pada pembagian agama. Pembagian ini berdasarkan kepercayaan mayoritas dan minoritas agama di negara tersebut. Posisi tertinggi dari masing-masing agama diwakili oleh presiden, perdana menteri, dan ketua parlemen.

Sejak tahun 1943, pemimpin agama suku Maronit selalu menjadi presiden. Posisi perdana menteri dijabat oleh orang Sunni dan ketua parlemen dipegang oleh orang Syi’ah. Pembagian ini dijamin oleh perjanjian Taif pada tahun 1989.

Namun, Sistem pembagian ini telah menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan penduduk Lebanon. Mereka mempertanyakan adilnya sistem tersebut dan meminta agar posisi-posisi penting dalam politik tidak hanya dikuasai oleh satu agama saja.

Konflik Agama di Lebanon

Lebanon adalah negara yang identitasnya didasarkan pada perbedaan agama. Hal ini menyebabkan konflik dan ketidakharmonisan sosial yang merusak stabilitas negara. Konflik ini telah ada sejak lama, bahkan sebelum kemerdekaan Lebanon pada tahun 1943.

Baca Juga:  Siapa Saja Menteri Agama yang Pernah Menjadi Kontroversial?

Perbedaan agama menjadi kunci konflik politik di Lebanon. Terutama pada tahun 1975-1990 telah terjadi perang saudara antara kelompok Sunni, Syi’ah dan Kristen. Perang ini menewaskan ribuan orang dan merusak banyak infrastruktur negara.

Agama juga memainkan peran penting dalam politik, terutama dalam penentuan posisi-posisi politik. Pemimpin agama yang kuat menjadi pengarah arah politik. Konflik politik juga menguatkan pengarahan agama, sehingga posisi agama jauh lebih kuat di Lebanon dibanding negara lain.

Namun, beberapa kebijakan telah diambil untuk meredakan konflik ini. Salah satunya adalah dengan merumuskan perjanjian Taif pada tahun 1989. Perjanjian ini adalah perjanjian persamaan antara suku-suku agama dan bertujuan untuk menyederhanakan sistem politik Lebanon.

Harapan untuk Masa Depan

Meskipun masih terdapat konflik yang belum terselesaikan, banyak usaha telah dilakukan untuk mengatasi masalah antara agama, termasuk sebagai contohnya adalah Majelis Tinggi Perdamaian Islam-Kristen (Higher Islamic-Christian Council), melakukan perwakilan dialog-toleransi diantara kedua agama.

Agar keharmonisan akhirnya tercipta, perlu dilakukan upaya memusatkan perhatian pada persamaan dan kepentingan nasional. Masyarakat dan pemimpin agama perlu memahami bahwa terdapat kepentingan yang sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas negara.

Lebanon sebagai negara dengan multikulturalisme, perlu terus mengembangkan sifat toleransi dan mengurangi pemilihan politik yang berdasarkan agama. Konsep ini sudah diimplementasikan dalam konstitusi Lebanon, yaitu menjunjung nilai-nilai pluralisme, toleransi, kesetaraan, dan kewarganegaraan yang ideal.

Masyarakat dan pemimpin agama perlu mengedepankan persatuan dan kesatuan demi kesejahteraan negara. Akhirnya, peran agama dalam politik harus diimbangi dengan pemikiran yang rasional dan toleran agar tercipta perdamaian dan stabilitas di Lebanon.

Jadi, agama yang paling banyak dianut di Lebanon adalah Islam. Walaupun Lebanon adalah negara dengan banyak agama dan toleransi yang tinggi, tetapi Islam adalah agama yang membentuk mayoritas populasi di negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun keberagaman di sana sangat tinggi, namun semuanya bisa hidup berdampingan secara harmonis. Yuk kita jaga kerukunan di negeri kita juga! Bagaimanapun Indonesia adalah negara yang mengutamakan keragaman suku, agama, dan budaya, jangan sampai kita lupa untuk menjunjung tinggi nilai toleransi dan keberagaman.

Jangan lupa juga untuk tetap menjaga keselamatan kita dan keluarga di masa pandemi ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!